Tautan-tautan Akses

Iran Kecam Prancis atas 'Penindasan' terhadap Aksi-aksi Protes


Polisi anti huru hara Prancis menangkap seorang pengunjuk rasa di tengah bentrokan selama aksi demonstrasi sebagai bagian dari pemogokan nasional dan protes terhadap reformasi pensiun pemerintah Prancis, di Paris hari Kamis, 23 Maret 2023.
Polisi anti huru hara Prancis menangkap seorang pengunjuk rasa di tengah bentrokan selama aksi demonstrasi sebagai bagian dari pemogokan nasional dan protes terhadap reformasi pensiun pemerintah Prancis, di Paris hari Kamis, 23 Maret 2023.

Pemerintah Iran hari Jumat (24/3) mengutuk apa yang mereka sebut sebagai "penindasan Prancis" terhadap aksi protes setelah lebih dari 450 orang ditangkap dan banyak polisi terluka dalam demonstrasi menentang reformasi pensiun.

Para pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan Prancis Kamis (23/3) dalam kekerasan paling serius dari pemberontakan tiga bulan terhadap keputusan Presiden Emmanuel Macron untuk mengubah usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun.

"Kami mengutuk keras penindasan terhadap demonstrasi damai rakyat Prancis," cuit Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam bahasa Prancis.

"Kami menyerukan kepada pemerintah Prancis untuk menghormati hak asasi manusia dan menahan diri untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap rakyat negara yang secara damai menuntut klaim mereka," tambahnya.

Orang-orang berjalan melewati grafiti bertuliskan "Matilah Sang Raja" sehari setelah bentrokan selama aksi protes atas reformasi pensiun pemerintah Prancis di Paris, 24 Maret 2023.
Orang-orang berjalan melewati grafiti bertuliskan "Matilah Sang Raja" sehari setelah bentrokan selama aksi protes atas reformasi pensiun pemerintah Prancis di Paris, 24 Maret 2023.

Juru bicara Kemlu Iran, Nasser Kanani, sebelumnya mendesak pemerintah Prancis untuk "berbicara dengan rakyatnya dan mendengarkan aspirasi mereka."

"Kami tidak mendukung penghancuran atau kerusuhan, tetapi kami menegaskan bahwa alih-alih menciptakan kekacauan di negara lain, dengarkan suara rakyat Anda dan hindari kekerasan terhadap mereka," katanya.

Kanani mengacu pada kritik, termasuk dari Prancis, atas tanggapan pihak berwenang Iran terhadap aksi protes selama berbulan-bulan yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini setelah penangkapan perempuan berusia 22 tahun itu karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian yang ketat di Republik Islam itu terhadap kaum perempuan.

Ratusan orang telah tewas, termasuk puluhan personel keamanan, dan ribuan ditangkap sehubungan dengan apa yang pejabat Iran gambarkan sebagai "kerusuhan" yang dipicu oleh Israel dan Barat.

Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah memberlakukan beberapa sanksi terhadap Iran atas tanggapannya terhadap gerakan protes, yang sebagian besar dipimpin oleh perempuan.

"Mereka yang menabur angin menuai angin puyuh," kata Kanani, menambahkan bahwa "kekerasan seperti itu bertentangan dengan duduk di kursi pelajaran moralitas dan berkhotbah kepada orang lain."

Pada hari Jumat, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan 457 orang telah ditangkap dan 441 anggota pasukan keamanan terluka sehari sebelumnya selama protes.

Darmanin menolak seruan pengunjuk rasa untuk mencabut reformasi pensiun.

"Saya tidak berpikir kita harus mencabut undang-undang ini karena kekerasan," katanya. "Jika demikian, itu berarti tidak ada negara. Kita harus menerima debat sosial yang demokratis, tetapi bukan debat yang penuh kekerasan," tandasnya. [pp/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG