Tautan-tautan Akses

Iran Pindahkan Perempuan Pembangkang ke Penjara yang Lebih Kejam


Aktivis hak-hak perempuan Iran yang dipenjara, Saba Kord Afshari, yang dipindahkan dari penjara Evin Teheran ke penjara yang lebih keras di pinggiran ibu kota pada 9 Desember 2020, menurut saudara perempuannya. (Foto: VOA)
Aktivis hak-hak perempuan Iran yang dipenjara, Saba Kord Afshari, yang dipindahkan dari penjara Evin Teheran ke penjara yang lebih keras di pinggiran ibu kota pada 9 Desember 2020, menurut saudara perempuannya. (Foto: VOA)

Iran telah memindahkan seorang aktivis hak-hak perempuan dari penjara utama di Teheran ke sebuah penjara perempuan lainnya yang terkenal kejam di pinggiran ibu kota, kata seorang kerabatnya. Aktivis itu adalah perempuan pembangkang terkini yang menghadapi perlakuan lebih keras dari pihak berwenang Iran dalam beberapa bulan belakangan.

Saba Kord Afshari, aktivis yang menentang kewajiban mengenakan hijab atau cadar di tempat umum, dipindahkan dari penjara Evin ke bangsal karantina di penjara perempuan Qarchak pada 9 Desember lalu, kata saudaranya, Sogand Kord Afshari, dalam serangkaian cuitannya baru-baru ini.

Dalam cuitan hari Selasa (15/12), Sogand Kord Afshari menulis bahwa percakapan telepon terakhir dengan saudaranya dari Qarchak berlangsung pada Sabtu lalu dan sejak itu tidak ada kabar lebih lanjut.

Pihak berwenang Iran menangkap Kord Afshari pada Juni tahun lalu. Ia kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara atas tuduhan terkait keamanan nasional karena aksi damainya membuka hijab di depan umum. Ini merupakan bagian dari kampanye hak-hak perempuan menentang hukum yang mewajibkan hijab di negara yang dipimpin penguasa Islamis itu.

Dalam wawancara 11 Desember lalu dengan VOA, seorang sumber dari Iran mengatakan bahwa keluarga Kord Afshari khawatir mengenai risiko kesehatan yang dihadapinya karena ditempatkan di bangsal karantina di Qarchak. Mereka khawatir ia tertular virus corona di sana, kata sumber itu.

Gangguan pencernaan yang dialami Kord Afshari, memburuk sejak ia dipenjarakan, kata seorang sumber lainnya yang berbicara kepada VOA pada Oktober lalu. Menurut sumber itu, pihak berwenang tidak memberi aktivis berusia 20-an tahun itu perawatan medis yang memadai sewaktu ia ditahan di Evin. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG