Presiden Iran Hassan Rouhani hari Minggu (23/9) mengatakan sebuah negara yang bersekutu dengan Amerika di Teluk Persia berada di balik serangan terhadap parade militer yang menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 70 lainnya.
Rouhani tidak menyebutkan dengan pasti siapa yang berada di balik serangan, yang diklaim oleh sebuah kelompok separatis Arab. Pernyataan Rouhani dapat saja merujuk pada Arab Saudi, Uni Emirat Arab atau Bahrain yang merupakan sekutu militer Amerika dan meilhat Iran sebagai ancaman regional karena memberi dukungan pada kelompok militan di Timur Tengah.
“Semua negara kecil yang merupakan tentara bayaran yang kita lihat di kawasan ini didukung oleh Amerika. Amerika yang menghasut mereka dan memberi sarana yang diperlukan untuk melakukan kejahatan ini,” ujar Rouhani.
Sejumlah militan yang menyamar sebagai tentara hari Sabtu (22/9) menembaki parade militer tahunan di bagian barat daya yang dikenal kaya minyak itu. Serangan ini adalah yang paling menelan banyak korban jiwa dalam hampir sepuluh tahun. Diantara tentara-tentara Garda Revolusioner Iran yang tewas itu juga terdapat perempuan dan anak-anak yang sedang menonton parade tersebut.
Separatis di Arab, yang sebelumnya hanya dikenal karena melakukan serangan malam hari terhadap jalur pipa minyak yang tidak dijaga, mengaku bertanggungjawab atas serangan itu; dan pejabat-pejabat Iran tampak mempercayai klaim itu.
Iran hari Minggu (23/9) memanggil diplomat-diplomat Inggris, Denmark dan Belanda untuk dimintai keterangan karena diduga menyembunyikan ‘’anggota kelompok teroris’’ yang melancarkan serangan itu. [em]