Seorang pengacara untuk koresponden Washington Post, Jason Rezaian mengatakan vonis dalam sidang spionase di Iran bisa dijatuhkan dalam waktu seminggu setelah pengadilan Teheran menggelar sidang tertutup yang terakhir Senin (10/8).
Leila Ashan berbicara setelah sidang keempat sejak sidang dimulai pada bulan Mei.
Harian "The Washington Post", pejabat AS, dan kelompok kebebasan pers internasional telah berulang kali mengutuk semua proses tersebut dan bersikeras bahwa Rezaian tidak bersalah.
Rezaian ditangkap pada bulan Juli 2014 bersama dengan istrinya, wartawan Yeganeh Salehi dan ditahan selama berbulan-bulan tanpa tuduhan resmi. Dia kemudian dituduh melakukan spionase dan bekerja dengan "pemerintah yang bermusuhan."
Editor Eksekutif Washington Post Martin Baron menyebut persidangan tersebut sidang yang "palsu" dalam sebuah pernyataan hari Sabtu, dan mengatakan tuduhan tersebut "tidak lebih dari tuduhan yang tidak berdasar dan tak masuk akal."
"Iran telah secara tidak benar menjalankan seluruh kasus parodi ini," katanya. "Iran telah memenjarakan seorang wartawan yang tidak bersalah selama lebih dari satu tahun dan menjadikannya subyek penganiayaan fisik dan pelecehan psikologis."
Baron mendesak pengadilan untuk membebaskan dan melepaskan Rezaian, mengatakan Iran memiliki kesempatan untuk membawa kasus ini ke "resolusi manusiawi."
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers hari Kamis bahwa Amerika Serikat terus menyerukan pembebasan Rezaian dan semua orang Amerika yang ditahan di Iran.
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Rezaian tidak menimbulkan ancaman bagi Iran dan menyatakan kekecewaan pemerintah AS terhadap kasus ini.
Ketika ditanya bulan lalu apakah pembebasan Rezaian ini mungkin menjadi bagian dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran, Kerry mengatakan, "Kami bekerja sangat keras untuk membebaskannya."
Dua warga Amerika lainnya, Saeed Abedini dan Amir Hekmati, telah dipenjarakan di Iran selama beberapa tahun.