Pengadilan Iran telah menangguhkan eksekusi tiga laki-laki terkait demonstrasi anti-pemerintah November lalu, demikian ujar salah seorang kuasa hukum mereka, Babak Paknia, hari Minggu (19/7).
Sejumlah aktivis HAM mengatakan hukuman mati itu ditujukan untuk mengintimidasi para demonstran lain di masa depan.
Memuncaknya kesulitan hidup di Iran pasca pemberlakuan kembali sanksi-sanksi ekonomi Amerika dan perebakan virus corona, membuat ulama-ulama yang berkuasa di Iran berusaha mencegah terjadinya kembali demonstrasi anti-pemerintah yang meluas November lalu. Ratusan orang diyakini tewas dalam demonstrasi terburuk sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979.
Sejumlah saksi mata mengatakan pasukan keamanan Kamis lalu (16/7) menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan demonstran di barat daya kota Behbahan. Para demonstran memprotes masalah ekonomi dan juga eksekusi mati terhadap tiga demonstran.
Tagar “Jangan Ekseksi” - dalam bahasa Farsi – dicuit jutaan kali minggu lalu.
Dalam sebuah pengakuan, yang sangat jarang terjadi, terhadap pembangkangan masyarakat sipil, juru bicara pemerintah Ali Rabiei hari Sabtu (18/7) menulis komentar di suratkabar Iran yang mengatakan cuitan-cuitan itu adalah “tindakan masyarakat yang berusaha supaya didengar.” [em/jm]