Pasukan Keamanan Iran, Senin (22/6), menangkap pendiri sebuah organisasi amal berpengaruh beserta dua asistennya, dan menutup kantor-kantor organisasi itu di Teheran.
Menurut situs berita fararu.com, pihak berwenang mendatangi rumah Sharmin Meimandinejad, pendiri organisasi Imam Ali's Popular Students Relief Society (IAPSRS), dan menangkapnya. Pada saat bersamaan, Morteza Kaymanaeh, juru bicara organisasi itu, dan seorang pegawai lainnya, Katayoun Afrazeh, juga ditangkap.
Laporan itu tidak mengungkap alasan penangkapan mereka, dan polisi tidak mengumumkan dakwaan yang diajukan terhadap ketiga orang tersebut atau organisasi itu.
Dalam beberapa tahun belakangan, kelompok-kelompok garis keras Iran sering mengecam organisasi amal Imam Ali. Mereka menuding, organisasi itu menyalahgunakan kegiatan amalnya untuk tujuan politik; memburuk-burukkan sistem pemerintahan dengan menyoroti masalah-masalah Iran; serta bekerja sama dengan negara-negara asing dan organisasi-organisasi internasional.
Organisasi amal Imam Ali pada umumnya mengorganisasikan kegiatan para mahasiswa dan relawan dalam usaha-usaha mengatasi kemiskinan dan penanganan bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir.
Presiden Iran Hassan Rouhani yang moderat baru-baru ini mengatakan, organisasi-organisasi amal dan nirlaba tidak boleh mempekerjakan orang-orang yang tidak jujur. Pada Mei lalu, Ketua Mahkamah Agung Iran Ebrahim Raisi memperingatkan mengenai adanya rencana musuh-musuh Iran mendanai organisasi-organisasi amal untuk tujuan jahat.
Kelompok-kelompok garis keras Iran menuduh Barat berusaha menggulingkan rezim pemerintahan Iran saat ini. Tuduhan ini makin mengeras menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik mundur AS dari kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia, dan langkah Washington yang memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi terhadap Teheran. [ab/uh]