Iran, Senin (12/4), menuding Israel menyerang fasilitas nuklir bawah tanah Natanz sehingga merusak sentrifugal-sentrifugalnya yang digunakan untuk memperkaya uranium. Pernyataan Iran ini merupakan peringatan bahwa negara itu akan melakukan pembalasan atas serangan tersebut.
Pernyataan Saeed Khatibzadeh, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, itu mewakili tuduhan resmi pertama yang dilontarkan terhadap Israel atas insiden Minggu yang memutus aliran listrik di fasilitas nuklir tersebut.
Israel belum secara langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, kecurigaan jatuh kepada Israel karena media-media di Iran hampir secara seragam melaporkan serangan siber dahsyat yang diatur oleh Israel yang menyebabkan pemadaman listrik.
Jika Israel terbukti bertanggung jawab, ini akan semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Minggu, telah bersumpah untuk melakukan segala daya untuk menghentikan kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia.
Belum banyak terungkap apa yang sesungguhnya terjadi pada Minggu pagi di fasilitas itu. Peristiwa ini pada awalnya hanya digambarkan sebagai putusnya aliran listrik ke fasilitas nuklir tersebut akibat gangguan teknis, dan bukan serangan.
“Jawaban atas apa yang terjadi di Natanz adalah membalas Israel, '' kata Khatibzadeh. “Israel akan menerima balasan atas apa yang dilakukannya.” Khatibzadeh tidak menjelaskan lebih lanjut arti pernyataannya tersebut.
Khatibzadeh mengakui bahwa sentrifugal IR-1, generasi pertama sentrifugal yang digunakan Iran untuk memperkaya uranium, telah rusak akibat serangan itu. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut. Televisi pemerintah juga tidak menayangkan gambar apa pun dari fasilitas itu.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif secara terpisah memperingatkan Natanz akan dibangun kembali dengan mesin yang lebih canggih, sesuatu yang dapat membahayakan pembicaraan yang sedang berlangsung di Wina dengan negara-negara besar dunia, yang ditujukan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Teheran yang compang-camping.
IAEA, badan PBB yang memantau program nuklir Teheran, sebelumnya mengatakan pihaknya mengetahui laporan media tentang insiden di Natanz dan telah berbicara dengan pejabat Iran tentang hal itu. Badan tersebut tidak menjelaskan lebih lanjut.
Natanz pernah menjadi sasaran sabotase di masa lalu. Virus komputer Stuxnet, yang ditemukan pada 2010 dan secara luas diyakini sebagai ciptaan bersama AS-Israel, pernah mengganggu dan menghancurkan sentrifugal-sentrifugal Iran di Natanz. [ab/uh]