Tautan-tautan Akses

Iran Tuduh 20 Negara Hasut Unjuk Rasa Massal pasca Kematian Mahsa Amini


Aksi protes massal atas kematian Mahsa Amini di ibu kota Teheran, 21 September 2022 (foto: dok).
Aksi protes massal atas kematian Mahsa Amini di ibu kota Teheran, 21 September 2022 (foto: dok).

Seorang pejabat intelijen Iran mengklaim Amerika Serikat dan Prancis termasuk ke dalam sekitar 20 negara yang terlibat dalam unjuk rasa massal berskala nasional tahun lalu, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.

Demonstrasi besar-besaran itu meletus setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022. Amini adalah perempuan Iran keturunan Kurdi berusia 22 tahun, yang tewas dalam tahanan polisi setelah ditangkap karena dituduh melanggar aturan berpakaiaan di Iran yang ketat.

Ratusan orang tewas terbunuh, termasuk puluhan aparat keamanan. Ribuan lainnya ditangkap karena terlibat “kerusuhan,” istilah yang digunakan pejabat setempat, yang diklaim dihasut oleh negara-negara asing setelah kematian Amini.

“Penyelidikan yang dilakukan oleh dinas intelijen Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menunjukkan bahwa sekitar 20 negara terlibat dalam kerusuhan tersebut,” kata kepala dinas intelijen Iran, Jenderal Mohammad Kazemi.

Kazemi menuduh AS, Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Belgia, Italia dan musuh bebuyutan Iran – Israel – terlibat dalam penghasutan itu, menurut kutipan wawancara yang diterbitkan oleh media pemerintah.

Arab Saudi, yang belum lama ini memulihkan hubungan diplomatiknya dengan Iran setelah pertikaian selama tujuh tahun, serta Uni Emirat Arab juga diklaim terlibat, kata Kazemi dalam wawancara dengan situs web pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Banyak di antara negara yang masuk ke dalam daftar itu telah secara terbuka mendukung unjuk rasa dan menjatuhkan sanksi terhadap Iran dan pasukan keamanannya, karena menindas para pengunjuk rasa.

Kazemi juga menuduh dinas intelijen Uni Emirat Arab dan Iran mengadakan “pertemuan berkala di sebuah negara Arab untuk mendukung masalah” di Iran, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Demikian pula para diplomat Prancis yang berbasis di Teheran, katanya. Mereka “mengumpulkan informasi di lapangan mengenai kerusuhan dan pasukan keamanan (Iran),” katanya.

AS, Inggris dan Uni Eropa telah menjatuhkan beberapa putaran sanksi terhadap Iran atas tanggapan negara itu terhadap gerakan unjuk rasa. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG