Iran menutup perbatasan daratnya dengan Irak sementara penerbangan ke negara itu dihentikan hari Selasa di tengah-tengah kekerasan di Baghdad, menyusul pengumuman ulama Syiah berpengaruh Irak bahwa ia akan mundur dari politik.
Korban tewas meningkat menjadi 22 warga Irak pada Selasa setelah kekerasan meletus sehari sebelumnya, kata seorang pejabat medis senior.
Militer Irak mengatakan empat roket diluncurkan ke Zona Hijau yang dijaga sangat ketat, lokasi pemerintah Irak di mana bentrokan bersenjata meletus antara milisi yang setia kepada ulama Irak Muqtada al-Sadr dan pasukan keamanan Irak.
Televisi pemerintah Iran menyebut “kerusuhan” dan “jam malam” di kota-kota Irak sebagai alasan penutupan perbatasan. Rakyat Iran didesak untuk menghindari perjalanan ke Irak sambil mendesak jemaah Syiah Iran di Irak untuk menghindari perjalanan antarkota lebih jauh.
Keputusan ini muncul sementara jutaan orang Iran sedang bersiap-siap mengunjungi Irak untuk ziarah tahunan ke lokasi-lokasi Syiah.
Sementara itu Kuwait telah mendesak warganya di negara tetangganya, Irak, agar meninggalkan negara itu. Kantor berita pemerintah KUNA juga mendesak mereka yang ingin bepergian ke Irak agar menunda rencana karena meletusnya bentrokan kekerasan di jalan-jalan antara kelompok-kelompok Syiah yang bersaing di negara itu.
Negara kecil di Teluk Arab itu memiliki perbatasan sepanjang 254 kilometer dengan Irak.
Maskapai penerbangan jarak jauh Dubai, Emirates, menghentikan penerbangan ke Bahgdad pada hari Selasa karena kerusuhan yang sedang berlangsung di Irak. Maskapai itu menyatakan “memantau situasi dengan cermat.” Tidak disebutkan apakah penerbangan maskapai itu akan kembali dimulai pada hari Rabu. [uh/ab]
Forum