Pejabat pertahanan dan intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan, pasukan khusus yang membunuh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di Suriah pada Oktober lalu tidak berdampak banyak pada kehadiran kelompok teror itu.
Badan Intelijen Pertahanan (Defense Intelligence Agency/DIA) memperingatkan bahwa struktur komando dan kendali organisasi itu, serta jejaring klandestin ISIS masih utuh. Selain itu, kekacauan di kawasan akibat masuknya Turki ke Suriah timur laut telah menguntungkannya.
“ISIS memanfaatkan invasi Turki dan pengurangan pasukan AS untuk memulihkan kemampuan dan sumber dayanya di dalam wilayah Suriah, dan memperkuat kemampuannya untuk merencanakan serangan di luar negeri,” kata Inspektur Jenderal Utama Departemen Pertahanan Glenn Fine.
Dan seandainya AS terpaksa menarik pasukan dari Irak menyusul protes disana, “ISIS akan muncul kembali,” kata Fine menambahkan. [jm/ka]