Selagi Brussels berusaha pulih akibat serangan ISIS terhadap warga sipil di bandara dan stasiun kereta bawah tanah, pasukan Irak sibuk mengumpulkan kantong-kantong mayat yang berisi korban berbagai serangan bunuh diri di seluruh Irak tengah, barat dan utara.
Karena semakin sulit mempertahankan wilayah di Irak dan Suriah, kelompok ekstremis ISIS agaknya berganti taktik, menggunakan serangan-serangan berskala kecil tapi menimbulkan banyak korban di luar negeri dan di kawasan itu.
Jumlah yang pasti sulit diketahui tapi laporan setempat memperkirakan antara tanggal 8 -14 Maret saja sekitar 400 warga sipil dan pasukan keamanan tewas karena serangan-serangan semacam ini.
Polad Jangi komandan pasukan kontra teroris Peshmergha Kurdi di Suleymania mengatakan hanya mendesak ISIS keluar dari kota-kota itu tidak akan menghapuskan kelompok itu.
Ia mengatakan ISIS yang berasal dari al-Qaida di Irak dengan pasukan darat dari era bekas diktator Irak Saddam Hussein telah mengubah taktik-taktiknya yang lebih mirip pemberontakan dari pada usaha yang dijalankan oleh sebuah negara.
“Mereka akan memiliki agen-agen rahasia, melakukan pengeboman, penculikan dan pembunuhan. Akan terus berlanjut dan tidak akan berhenti” kata Jangi. [my/ii]