Para militan ISIS menewaskan 10 pejuang pasukan paramiliter Irak, Sabtu (2/5) pagi, memicu kekhawatiran akan bangkitnya kembali kelompok ekstremis tersebut di negara itu.
Pasukan keamanan Irak mengatakan dalam pernyataan bahwa serangan dekat Kota Samarra itu direncanakan.
Itu merupakan serangan paling mematikan dalam beberapa bulan oleh sel-sel tidur ISIS, yang terus melancarkan serangan "tabrak lari" terhadap pasukan keamanan di wilayah-wilayah terpencil di sebelah utara dan barat.
Pekan lalu, ISIS mengklaim tanggung jawab atas sebuah serangan bunuh diri yang menewaskan empat orang di luar sebuah kantor intelijen di sebelah utara Provinsi Kirkuk.
Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada akhir 2017 setelah kampanye militer tiga tahun.
ISIS pernah menguasai sekitar sepertiga Irak dan negara tetangga, Suriah, dan serangan pada Sabtu (2/5) itu meningkatkan keprihatinan bahwa ISIS bisa muncul lagi ketika pihak berwenang Irak berusaha mengatasi krisis ekonomi dan mengendalikan wabah virus corona. [vm/ft]
