Israel menambah jumlah polisi di Bandara Internasional Ben-Gurion dekat Tel Aviv, karena ratusan pegiat pro-Palestina berencana datang ke negara itu. Sekitar 600 polisi, agen rahasia dan pasukan paramiliter perbatasan dikerahkan ke tempat itu.
Pejabat-pejabat Israel mengatakan para pegiat itu merencanakan demonstrasi anti-Israel dan keonaran di bandara itu ketika tiba hari Kamis dan Jumat dengan penerbangan internasional. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan sebagian pegiat itu adalah “penjahat”, dan Israel akan mengambil tindakan yang perlu untuk memelihara ketertiban.
“Tidak ada satu negara pun yang bisa berlapang dada dengan kedatangan orang-orang asing di bandara internasionalnya untuk melakukan kerusuhan, keonaran, berdemonstrasi, atau melakukan perusakan. Itu tidak akan terjadi,” ujar Palmor.
Para pegiat itu menegaskan bahwa misi mereka bersifat damai dan mereka berencana meluangkan sebagian liburan musim panas mereka di Tepi Barat untuk menunjukkan kesetiakawanan dengan orang-orang Palestina.
Salah seorang aktivisi, Neil Neifer yang datang dari Eropa mengatakan, “Pemikiran bahwa semua orang yang datang ke Bandara Ben-Gurion untuk memancing kekerasan dengan militer dan polisi Israel benar-benar gila.”
Para pegiat itu mengatakan satu-satunya demonstrasi yang akan dilakukan di bandara itu adalah untuk menyatakan bahwa mereka datang untuk “mengunjungi Palestina”. Mereka berharap tindakan itu bisa menarik perhatian polisi Israel yang kerap melarang kedatangan orang-orang asing yang punya hubungan dengan orang-orang Palestina.
Israel yakin bahwa kedatangan mereka itu diorganisir setelah armada kapal bantuan yang rencananya membawa ratusan pegiat untuk mematahkan blokade laut Israel atas jalur Gaza dilarang meninggalkan pelabuhan di Yunani. Para pegiat menyangkal itu, mengatakan tindakan mereka merupakan prakarasa terpisah yang memusatkan perhatian pada pendudukan Israel di Tepi Barat.
Sementara kebanyakan pegiat diperkirakan diizinkan masuk ke Israel, polisi mengatakan “para pembuat kerusuhan” tidak akan diizinkan masuk dan akan dipulangkan atau ditahan.
Pihak penyelenggara usaha itu mengatakan para aktivis tersebut tidak berencana mengadakan demonstrasi di bandara Israel tersebut, melainkan hanya mendarat sebelum melakukan kunjungan sepekan ke Tepi Barat untuk menunjukkan solidaritas bagi rakyat Palestina yang tinggal di kawasan pendudukan Israel itu.
Arus masuk aktivis yang direncanakan ini terjadi menyusul gagalnya sebuah armada kapal bantuan untuk menembus blokade laut Israel karena tertahan di Yunani.
Hanya sebuah kapal kecil Perancis yang berhasil bergerak menuju Gaza setelah meninggalkan pelabuhan Yunani. Kapal itu berhasil lolos dari pengawasan dan mengabaikan larangan perjalanan ke Gaza.