Tautan-tautan Akses

Israel Batalkan Serangan Pendahuluan terhadap Hizbullah pada Awal Perang


FILE: Seorang tentara Israel berdiri di dekat unit artileri bergerak, dekat perbatasan Israel-Lebanon, di Israel utara 15 Januari 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)
FILE: Seorang tentara Israel berdiri di dekat unit artileri bergerak, dekat perbatasan Israel-Lebanon, di Israel utara 15 Januari 2024. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Israel dijadwalkan melancarkan serangan pendahuluan terhadap milisi Hizbullah Lebanon pada awal perangnya melawan Hamas, namun serangan itu dibatalkan pada menit-menit terakhir.

Gadi Eisenkot, mantan panglima militer dan anggota kabinet perang Israel, membenarkan rencana serangan tersebut dan pembatalannya dalam wawancara yang disiarkan televisi pada hari Kamis (18/1) di televisi Israel Channel 12.

Eisenkot mengatakan dia yakin serangan itu bisa memicu perang regional. Dia dan mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz menentang tindakan tersebut. Eisenkot menentang serangan itu dalam pertemuan tanggal 11 Oktober sampai suaranya serak, katanya.

Sebuah laporan harian Wall Street Journal pada bulan lalu menyebutkan bahwa Presiden AS Joe Biden menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan memintanya untuk membatalkan serangan tersebut.

Ketika Eisenkot ditanya apakah kehadirannya dan Gantz di ruang perang ikut mencegah keputusan yang buruk, Eisenkot menjawab, “Tentu saja.”

Layanan kesehatan yang memburuk

Di Gaza pada hari Jumat (19/1), kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan bahwa 77 orang tewas dan puluhan lainnya terluka pada malam sebelumnya ketika Israel menggempur kota Khan Younis di Gaza selatan dengan serangan udara dan tembakan. Beberapa serangan terjadi di dekat rumah sakit Al-Amal, menurut kementerian itu.

Memburuknya layanan kesehatan di Gaza semakin mengkhawatirkan, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 24 kasus hepatitis A atau peradangan pada hati, telah terdeteksi di Gaza dan beberapa ribu orang menderita penyakit kuning, mungkin terkait dengan kasus hepatitis A yang tidak terdiagnosis.

“Kondisi kehidupan yang tidak manusiawi – hampir tidak ada air minum, toilet bersih atau kemampuan untuk menjaga kebersihan lingkungan – akan memungkinkan hepatitis A menyebar lebih luas,” kata kepala WHO itu dalam sebuah pernyataan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Kondisi yang tidak manusiawi ini menjadikan Gaza salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak, kata Ted Chaiban, wakil kepala UNICEF.

Chaiban, yang menghabiskan tiga hari di Gaza minggu ini, mengatakan bahwa sejak kunjungan terakhirnya dua bulan lalu, penurunan kondisi di Gaza sangat mengejutkan. Jika kondisi tersebut terus memburuk, katanya, “kita bisa melihat kematian akibat konflik yang tidak pandang bulu, ditambah dengan kematian akibat penyakit dan kelaparan,” katanya dalam sebuah pernyataan. [lt/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG