Pesawat-pesawat tempur Israel membombardir Jalur Gaza pada hari Selasa (10/10) sebagai pembalasan atas serangan akhir pekan yang dilakukan Hamas, di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai warga sipil yang terjebak dalam pertempuran tersebut.
Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan ratusan serangan udara dalam semalam, dan serangan tersebut menarget kompleks militer Hamas, gudang senjata, dan pusat komando di Gaza.
Banyak di antara serangan-serangan tersebut terjadi di lingkungan kelas atas Rimal di Kota Gaza, sebuah wilayah yang merupakan tempat bagi pusat operasional Hamas serta bangunan tempat tinggal dan kantor organisasi non-pemerintah.
Juru bicara militer Richard Hecht mengatakan Hamas juga telah menembakkan 4.500 roket dari Gaza sejak memulai serangannya pada hari Sabtu (7/10).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam pidatonya pada Senin malam bahwa pasukan negaranya “baru saja memulai” tanggapan mereka.
“Apa yang akan kami lakukan terhadap musuh-musuh kami dalam beberapa hari mendatang akan berdampak pada mereka dari generasi ke generasi,” kata Netanyahu.
Lynn Hastings, koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa sedikitnya 200.000 dari 2,2 juta penduduk Jalur Gaza telah mengungsi akibat konflik tersebut. Dia mengatakan intensitas pertempuran menyulitkan pekerja kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan.
Hastings meminta semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter.
“Warga sipil, terutama anak-anak, fasilitas kesehatan, petugas kesehatan tenaga kemanusiaan, dan jurnalis harus dilindungi,” kata Hastings. “Warga sipil yang ditangkap harus segera dibebaskan dan tanpa syarat. Siapa pun yang ditangkap atau ditahan, termasuk kombatan, harus diperlakukan secara manusiawi dan bermartabat.”
Pernyataan itu muncul sehari setelah komentar Israel dan Hamas yang memicu kekhawatiran kelompok-kelompok kemanusiaan.
Seorang juru bicara militer Hamas mengancam bahwa para pejuangnya akan membunuh satu dari sekitar 150 sandera sipil yang ditahan Hamas setiap kali Israel menarget warga sipil Gaza tanpa peringatan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa Israel akan menerapkan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus akses wilayah Palestina pada listrik, makanan, air dan gas.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa meskipun dia mengakui kekhawatiran keamanan Israel yang sah, operasi militer harus dilakukan sesuai dengan hukum kemanusiaan. Dia mengatakan warga sipil harus dilindungi dan infrastruktur sipil tidak boleh dijadikan sasaran.
“Saya sangat tertekan dengan pengumuman hari ini bahwa Israel akan memulai pengepungan total terhadap Jalur Gaza, tidak ada yang diizinkan masuk – tidak ada listrik, makanan, atau bahan bakar,” kata Guterres. “Situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengerikan sebelum adanya permusuhan ini; sekarang keadaannya hanya akan memburuk secara eksponensial.”
Jumlah korban tewas pada hari Senin meningkat menjadi sedikitnya 900 orang di Israel dan 687 di Gaza, dan angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Hampir 6.000 orang di kedua belah pihak terluka.
Presiden AS Joe Biden mengatakan 11 orang Amerika termasuk di antara mereka yang tewas.
Korban tewas di Israel termasuk warga Argentina, Inggris, Kamboja, Prancis, Nepal, Thailand, dan Ukraina, kata pejabat dari negara-negara tersebut. [lt/ka]
Forum