Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Sabtu (15/8) mengutuk keputusan Dewan Keamanan PBB untuk tidak memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran, dengan mengatakan keputusan itu akan mendorong agresi Iran di Timur Tengah.
Dewan yang beranggota 15 negara itu hari Jumat (14/8) dengan suara bulat menolak resolusi PBB untuk memperpanjang embargo tanpa batas terhadap Iran.
Hanya Republik Dominika yang mendukung Amerika mendukung resolusi itu, sementara Rusia dan China menentangnya. Sebelas anggota lainnya abstain.
Lewat Twitter, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keputusan itu sebagai “memalukan.”
“Terorisme dan agresi Iran mengancam perdamaian di kawasan ini dan di dunia,” tambahnya.
Pemerintah Trump mengatakan tidak akan mengijinkan ketentuan embargo senjata dalam resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung perjanjian nuklir antara Iran dan enam negara adi daya lainnya pada tahun 2015, yang akan berakhir sesuai jadwal pada 18 Oktober nanti.
Trump mundur dari perjanjian nuklir tahun tersebut pada tahun 2018, tetapi pemerintahnya Kamis lalu (13/8) mendistribusikan memo yang mengatakan Amerika mungkin akan meminta dilakukannya “snap-back,” yaitu mekanisme yang akan memulihkan seluruh sanksi PBB terhadap Iran.
Lima negara adi daya lainnya yaitu Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman tetap berkomitmen pada perjanjian tahun 2015 itu. [em/ii]