Tautan-tautan Akses

Israel Klaim Tewaskan 2 Komandan Hizbullah Dalam Serangan Udara di Lebanon


Sejumlah petugas SAR mengevakuasi satu jenazah dari bawah reruntuhan pusat pertahanan sipil yang terkena serangan udara Israel di Desa Derghaiya, selatan Lebanon, 10 Oktober 2024. (Foto: Bilal Kashmar/AFP)
Sejumlah petugas SAR mengevakuasi satu jenazah dari bawah reruntuhan pusat pertahanan sipil yang terkena serangan udara Israel di Desa Derghaiya, selatan Lebanon, 10 Oktober 2024. (Foto: Bilal Kashmar/AFP)

Pasukan Pertahanan Israel mengidentifikasi para komandan itu sebagai Ahmad Moustafa al-Haj Ali dan Mohammad Ali Hamdan.

Militer Israel mengatakan pada Kamis (10/10) bahwa pihaknya melakukan serangan udara yang menewaskan dua komandan Hizbullah yang terlibat dalam serangan rudal yang menargetkan Israel utara.

Pasukan Pertahanan Israel mengidentifikasi para komandan itu sebagai Ahmad Moustafa al-Haj Ali dan Mohammad Ali Hamdan.

Militer Israel juga mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya mendeteksi 40 peluncuran roket baru yang melintas dari Lebanon ke wilayah Israel, beberapa di antaranya dicegat oleh pertahanan udara Israel.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (9/10), menegaskan kembali dukungannya yang kuat terhadap Israel ketika negara itu melanjutkan operasi militernya melawan militan di Gaza dan Lebanon. Israel juga mempertimbangkan melancarkan balasan terhadap serangan rudal Iran baru-baru ini.

Pembicaraan melalui telepon tersebut merupakan percakapan pertama mereka sejak 21 Agustus. Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden Kamala Harris ikut serta dalam pembicaraan tersebut.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan lewat telepon itu berlangsung "terbuka dan produktif" selama sekitar setengah jam.

Dalam risalah resmi pembicaraan telepon itu, Gedung Putih mengatakan para pemimpin membahas “kebutuhan mendesak untuk memperbarui diplomasi untuk membebaskan sandera yang disandera oleh Hamas” di Gaza serta untuk mengatasi kerugian kemanusiaan akibat perang tersebut.

Netanyahu telah mempertimbangkan opsi untuk melakukan pembalasan terhadap Teheran setelah negara itu meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober. Serangan Iran itu menandai eskalasi besar dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan proksi bersenjata regional Iran. Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa diskusi mengenai potensi-potensi tanggapan terus berlanjut.

Asap membubung di permukiman di selatan Beirut di tengah berlangsungnya konflik antara Hizbullah dan Pasukan Israel, seperti yang tampak dari Sin El Fil, Lebanon, 9 Oktober 2024. (Foto: Mohamed Azakir/Reuters)
Asap membubung di permukiman di selatan Beirut di tengah berlangsungnya konflik antara Hizbullah dan Pasukan Israel, seperti yang tampak dari Sin El Fil, Lebanon, 9 Oktober 2024. (Foto: Mohamed Azakir/Reuters)

Biden mengatakan dia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap lokasi-lokasi nuklir Iran.

Tak lama setelah seruan para pemimpin tersebut, Menteri Pertahanan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke platform media sosial X bahwa pembalasan Israel terhadap Iran akan “mematikan, tepat dan mengejutkan.”

“Mereka yang mencoba merugikan Negara Israel akan menanggung akibatnya,” tulis Yoav Gallant dalam bahasa Ibrani.

Front Lebanon

Setelah periode yang relatif tenang, Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel menyusul serangan teror Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Serangan-serangan itu menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan dan menyebabkan eskalasi yang berlangsung saat ini.

Di Israel, sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas yang memicu perang selama setahun di Gaza. Sekitar 250 orang juga disandera, dan sekitar 100 di antaranya masih ditahan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan militer Israel melalui serangan udara dan darat di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 97.700 orang. Kementerian tidak membedakan antara militan dan warga sipil namun mengatakan lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.

Baik Hamas maupun Hizbullah telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Israel, dan lainnya. [ft/rs]

Koresponden VOA di PBB Margaret Besheer, koresponden VOA Gedung Putih Patsy Widakuswara dan reporter VOA Natasha Mozgovaya berkontribusi dalam laporan ini. Beberapa informasi untuk artikel ini disediakan oleh The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.

XS
SM
MD
LG