YERUSALEM —
Pejabat-pejabat Israel dan Palestina hari Rabu (6/2) memuji rencana lawatan Presiden Obama ke kawasan itu, dan mencatat itu akan menjadi perjalanan luar negeri pertamanya pada masa jabatannya yang kedua dan juga merupakan lawatan pertamanya ke Israel sebagai presiden. Obama mengunjungi Israel pada tahun 2008 ketika berkampanye dalam pemilihan presiden Amerika.
Juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Mark Regev, mengatakan kunjungan ini akan menunjukkan hubungan intim antara Amerika dan Israel. "Ini juga akan menjadi kesempatan untuk membicarakan kerja sama yang erat antar kedua negara dan membahas beberapa tantangan yang kami hadapi, dan terutama ancaman senjata nuklir Iran," ujarnya.
Gedung Putih tidak mengumumkan tanggal kunjungan itu, tetapi media Israel mengatakan lawatannya akan dilakukan akhir Maret setelah Netanyahu membentuk pemerintahan koalisinya.
Wakil Perdana Menteri Israel Silvan Shalom memberitahu radio Israel bahwa kunjungan itu akan memusatkan perhatian pada dua isu utama.
Ia mengatakan, pertama untuk melanjutkan proses perdamaian Israel-Palestina dan menggalang dukungan regional, dan kedua, untuk membangun koalisi regional terhadap Iran dan mitra-mitranya.
Shalom merujuk pada kerjasama militer antara Iran, Suriah dan gerakan Hizbullah Lebanon. Israel mengatakan, lawan-lawan mereka memiliki ribuan rudal yang diarahkan ke wilayahnya dan harus ditangkal.
Angkatan udara Israel pekan lalu dilaporkan menyerang konvoi yang mengangkut rudal Suriah yang katanya akan dikirim ke Lebanon.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik rencana kunjungan Obama itu.
Salah seorang anggota Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi, mengatakan ia berharap kunjungan ini akan membawa pendekatan baru Amerika dan mengakhiri kebuntuan dalam perundingan perdamaian Timur Tengah. "Kami berharap itu mengisyaratkan keseriusan niat Amerika dalam hal kembali terlibat dalam cara yang positif dan konstruktif ... untuk mengakhiri pendudukan Israel, untuk mengakhiri impunitas dan tindakan sepihak Israel, dan untuk mempersiapkan proses perdamaian yang adil," paparnya.
Pejabat-pejabat Palestina mengatakan akan melanjutkan perundingan hanya jika Israel berhenti membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat. Israel mengatakan perundingan harus dilanjutkan tanpa syarat.
Seorang anggota tim perunding Palestina dan penasihat senior Abbas, Mohammed Ishtayieh, mengatakan kepada radio Palestina bahwa perundingan perdamaian Camp David tahun 1978 berhasil menengahi perjanjian perdamaian Israel-Mesir karena dimediasi secara pribadi oleh Presiden Amerika ketika itu, Jimmy Carter.
Ia mengatakan, jika seorang presiden Amerika tidak melibatkan dirinya secara langsung dalam upaya perdamaian, maka itu akan gagal.
Duta besar Amerika untuk Israel Dan Shapiro mengatakan kepada media lokal bahwa Presiden Obama akan membawa agenda kompleks namun mendesak ketika ia mengunjungi wilayah tersebut.
Juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Mark Regev, mengatakan kunjungan ini akan menunjukkan hubungan intim antara Amerika dan Israel. "Ini juga akan menjadi kesempatan untuk membicarakan kerja sama yang erat antar kedua negara dan membahas beberapa tantangan yang kami hadapi, dan terutama ancaman senjata nuklir Iran," ujarnya.
Gedung Putih tidak mengumumkan tanggal kunjungan itu, tetapi media Israel mengatakan lawatannya akan dilakukan akhir Maret setelah Netanyahu membentuk pemerintahan koalisinya.
Wakil Perdana Menteri Israel Silvan Shalom memberitahu radio Israel bahwa kunjungan itu akan memusatkan perhatian pada dua isu utama.
Ia mengatakan, pertama untuk melanjutkan proses perdamaian Israel-Palestina dan menggalang dukungan regional, dan kedua, untuk membangun koalisi regional terhadap Iran dan mitra-mitranya.
Shalom merujuk pada kerjasama militer antara Iran, Suriah dan gerakan Hizbullah Lebanon. Israel mengatakan, lawan-lawan mereka memiliki ribuan rudal yang diarahkan ke wilayahnya dan harus ditangkal.
Angkatan udara Israel pekan lalu dilaporkan menyerang konvoi yang mengangkut rudal Suriah yang katanya akan dikirim ke Lebanon.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik rencana kunjungan Obama itu.
Salah seorang anggota Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi, mengatakan ia berharap kunjungan ini akan membawa pendekatan baru Amerika dan mengakhiri kebuntuan dalam perundingan perdamaian Timur Tengah. "Kami berharap itu mengisyaratkan keseriusan niat Amerika dalam hal kembali terlibat dalam cara yang positif dan konstruktif ... untuk mengakhiri pendudukan Israel, untuk mengakhiri impunitas dan tindakan sepihak Israel, dan untuk mempersiapkan proses perdamaian yang adil," paparnya.
Pejabat-pejabat Palestina mengatakan akan melanjutkan perundingan hanya jika Israel berhenti membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat. Israel mengatakan perundingan harus dilanjutkan tanpa syarat.
Seorang anggota tim perunding Palestina dan penasihat senior Abbas, Mohammed Ishtayieh, mengatakan kepada radio Palestina bahwa perundingan perdamaian Camp David tahun 1978 berhasil menengahi perjanjian perdamaian Israel-Mesir karena dimediasi secara pribadi oleh Presiden Amerika ketika itu, Jimmy Carter.
Ia mengatakan, jika seorang presiden Amerika tidak melibatkan dirinya secara langsung dalam upaya perdamaian, maka itu akan gagal.
Duta besar Amerika untuk Israel Dan Shapiro mengatakan kepada media lokal bahwa Presiden Obama akan membawa agenda kompleks namun mendesak ketika ia mengunjungi wilayah tersebut.