Israel menyatakan kekecewaannya pada Selasa (3/12) terhadap tiga negara Eropa yang mendesaknya untuk segera membuka akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang tengah dilanda konflik.
Inggris, Prancis, dan Jerman sebelumnya "mendesak Israel segera bertindak dalam menghadapi situasi kemanusiaan yang tidak dapat diterima di Gaza," kata Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy pada Senin (2/12).
Dalam sebuah unggahan di X, ia mengatakan: "Israel harus menerapkan rencana musim dingin PBB sekarang: mengirim peralatan untuk menjaga dari dingin dan banjir, memberikan akses ke bahan bakar, memperbaiki infrastruktur vital, dan mengirimkan bantuan."
Kementerian Luar Negeri Israel membantah mereka melakukan pembatasan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza.
"Sangat mengecewakan bahwa para menteri luar negeri E3 (Inggris, Prancis, dan Jerman) tidak membahas pembantaian pada 7 Oktober dan serangan harian terhadap warga sipil Israel sejak saat itu dalam surat mereka," kata juru bicara Oren Marmorstein dalam sebuah pernyataan.
Israel memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan tidak memberlakukan pembatasan terhadap jumlah bantuan yang masuk ke wilayah tersebut."
Marmorstein menuding organisasi internasional gagal "mendistribusikan bantuan karena penjarahan oleh Hamas."
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin menggambarkan situasi di Gaza sebagai "mengerikan dan di ambang kehancuran.”
Organisasi bantuan internasional memperingatkan krisis kemanusiaan di Gaza di mana 2,4 juta penduduknya terancam kelaparan.
Mereka mengatakan pengiriman bantuan anjlok secara signifikan sejak Hamas pada 7 Oktober 2023.
Badan-badan PBB dan LSM mengeluhkan sejumlah kesulitan dalam mendistribusikan bantuan di Gaza, seperti kekurangan bahan bakar untuk truk, meningkatnya ketidakamanan, dan berbagai pembatasan yang diklaim diberlakukan oleh otoritas militer Israel. [ah/es]
Forum