Tautan-tautan Akses

Israel Tingkatkan Serangan atas Hizbullah, WFP Desak Perlindungan Bandara dan Pelabuhan Lebanon


Toko-toko dan sebuah masjid yang hancur terlihat di kawasan komersial yang dilanda serangan udara Israel Sabtu malam, di kota Nabatiyeh, Lebanon selatan, Minggu, 13 Oktober 2024.
Toko-toko dan sebuah masjid yang hancur terlihat di kawasan komersial yang dilanda serangan udara Israel Sabtu malam, di kota Nabatiyeh, Lebanon selatan, Minggu, 13 Oktober 2024.

Tak mengindahkan kecaman keras terhadap serangan yang dilakukan pada pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon pekan lalu, pemimpin Israel justru meminta PBB memindahkan pasukannya.

Sementara badan pangan dunia WFP mendesak perlindungan penuh pada bandara dan pelabuhan laut Lebanon yang menjadi lokasi distribusi bantuan ke banyak kamp pengungsi di kawasan itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu (13/10) meminta secara langsung kepada Sekjen PBB Antonio Guterres untuk menarik pasukan penjaga perdamaian PBB dari “kubu Hizbullah di Lebanon selatan,” seiring upayanya meningkatkan kampanye melawan kelompok militan itu.

Pernyataan ini tampaknya berupaya menjawab kecaman luas PBB dan sedikitnya 40 pemimpin dunia dan pejabat tinggi lainnya terhadap serangan Israel ke kamp Pasukan Sementara PBB di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) Jumat lalu (11/10), yang melukai lima orang – termasuk dua personel dari Indonesia.

Di antara mereka adalah Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, juga Wakil Sekjen PBB Untuk Urusan Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix, dan tentunya Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.

Netanyahu Minta PBB Pindahkan Markas UNIFIL

Dalam sebuah pidato yang direkam di Yerusalem, Netanyahu mengatakan pasukan Israel telah “berulang kali meminta” agar UNIFIL dipindahkan dari Lebanon selatan, yang telah berulang kali ditolak. Netanyahu mengklaim, “Semua bertujuan untuk menjadikan UNIFIL sebagai perisai manusia bagi teroris Hizbullah.”

“Saya ingin mengimbau langsung kepada Sekjen PBB untuk memindahkan UNIFIL dari benteng pertahanan Hizbullah dan wilayah pertempuran. IDF telah berulangkali meminta hal ini dan telah berulangkali ditolak (karena) ini semua ditujukan untuk menjadi perisai manusia bagi teroris Hizbulah. Penolakan untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah,” ujar Netanyahu.

Kelompok militan Hizbulah, yang berafiliasi dengan Hamas di Palestina, telah menembakkan roket ke arah Israel sejak tanggal 8 Oktober 2023, sehari setelah pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza. Konflik Israel-Hizbullah yang semula terjadi di perbatasan selatan, meningkat secara dramatis pada bulan September lalu dengan beragam gelombang serangan Israel. Antara lain ledakan penyeranta dan walkie-talkie secara serentak pada 17 September yang menewaskan 12 orang dan melukai hampir 3.000 orang lainnya, disusul serangan yang menewaskan sejumlah pemimpin Hizbullah, termasuk pemimpin senior Hassan Nasrallah. Israel juga melancarkan operasi darat ke selatan Lebanon pada awal Oktober ini.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sedikitnya 2.255 orang tewas dan 1.400 lainnya luka-luka sejak Israel mulai meningkatkan serangan bulan September lalu. Sementara sedikitnya 54 warga Israel tewas sejak Hizbullah meluncurkan roket ke wilayah negara itu; separuh di antaranya adalah tentara.

WFP Minta Peningkatan Keamanan di Bandara dan Pelabuhan

Dalam perkembangan lainnya badan urusan pangan PBB (World Food Program/WFP) menyerukan perlindungan bandara dan pelabuhan-pelabuhan di Lebanon yang selama ini menjadi lokasi tibanya pasokan – dan sekaligus distribusi – bantuan kemanusiaan dari PBB dan negara-negara lain ke berbagai kamp pengungsi di Lebanon, Suriah, Palestina, dan lainnya.

Berbicara di New York selepas mengunjungi Beirut pekan lalu, Wakil Direktur Eksekutif WFP Carl Skau menyampaikan desakannya.

“Apa yang saya saksikan dan saya dengar, situasinya benar-benar menghancurkan, tetapi hal ini dapat menjadi lebih buruk. Apa yang kami serukan adalah upaya diplomatik, semua upaya diplomatik yang memungkinkan untuk mencoba menemukan solusi politik ... Kami sangat prihatin pada banyak hal, dan salah satunya adalah karena kami sangat membutuhkan pelabuhan dan rute pasokan untuk terus dapat beroperasi. Jadi itu adalah sesuatu yang selalu kami tekankan dan serukan,” kata Skau.

WFP Berharap Pasokan Makanan Cukup Hingga Akhir Tahun

Pemerintah Lebanon memperkirakan ada sekitar 1,2 juta pengungsi di negara itu, di mana 200 ribu orang di antaranya berada di beberapa tempat penampungan yang menerima pasokan bantuan makanan dari WFP.

Skau mencatat betapa harga makanan telah melambung tinggi akibat konflik Israel-Hizbullah, meskipun satu-satunya bandara dan beberapa pelabuhan di negara itu masih berfungsi.

WFP telah menimbun cukup makanan bagi sekitar satu juta orang, atau sekitar seperlima penduduk Lebanon, yang mencukupi hingga sekitar satu bulan. Tetapi kini WFP berupaya menimbun lebih banyak pasokan makanan supaya dapat memberi makan kepada semua orang dengan jumlah itu hingga akhir tahun ini. Untuk itu WFP telah menerima makanan dari Yordania lewat Suriah menuju ke Lebanon lewat jalur darat. Tetapi serangan Israel ke jalan-jalan yang menjadi lokasi perbatasan utama antara Lebanon dan Suriah pada awal Oktober ini telah memutus akses untuk menyebrangi perbatasan itu. [em/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG