Austria akan mengikuti jejak Amerika Serikat dan Hungaria untuk mundur dari pakta migrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa karena adanya kekhawatiran akan adanya upaya untuk mengaburkan batas-batas antara migrasi legal dan ilegal, kata pemerintah sayap kanan negara itu, Rabu (31/10).
Pakta yang dikenal sebagai Global Compact for Safe, Orderly and Regular Migration itu disetujui pada Juli oleh semua 193 negara anggota PBB kecuali Amerika Serikat, yang mundur tahun lalu. Pemerintah sayap kanan Hungaria sejak itu mengatakan tidak akan meratifikasi dokumen terakhir pada sebuah upacara di Maroko pada bulan Desember.
Polandia, yang juga bentrok dengan Uni Eropa karena menolak kuota nasional bagi pencari suaka, mengatakan pihaknya mempertimbangkan langkah yang sama.
Kanselir Austria Sebastian Kurz, konservatif garis keras memerintah dalam koalisi dengan Partai Kebebasan yang berhaluan sayap kanan. Kurz berpendapat bahwa para migran yang diselamatkan di Laut Tengah seharusnya tidak dibawa langsung ke daratan Eropa.
Austria menerima pencari suaka sekitar satu persen dari populasinya pada tahun 2015 ketika berlangsung krisis migrasi di mana lebih dari satu juta orang melakukan perjalanan ke Eropa, banyak di antara mereka melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah, Afrika dan tempat-tempat lain. [lt]