Para pemimpin NATO akan membahas cara memastikan NATO terus mengembangkan dan mempertahankan kekuatan militer yang dibutuhkan dalam memenuhi misi masa depan. Kemampuan itu mencakup infrastruktur, persenjataan, dukungan intelijen, logistik dan pengintaian.
Pakar dari Dewan Hubungan Luar Negeri NATO, Charles Kupchan, mengatakan, para pemimpin akan memusatkan perhatian untuk memastikan negara-negara Eropa berbagi beban militer NATO secara adil.
Kupchan mengatakan isu berbagi beban menjadi penting karena sejumlah alasan.
“Salah satunya adalah Amerika menanggung beban lebih banyak daripada Eropa dengan menekankan kehadiran militer di Timur Tengah dan Asia Timur. Kehadiran militer kami di Eropa berkurang menjadi kira-kira 30.000 personil. Kedua, Amerika mengalami kesulitan keuangan dan anggaran pertahanannya berkurang. Hal itu membuat Amerika lebih sensitif terhadap apa yang dilakukan oleh mitra-mitra sekutu NATO. Kemudian ada krisis keuangan di Eropa, yang menguras kekuatan Uni Eropa dan berarti sebagian besar sumber daya digunakan untuk keluar dari hutang – bukan untuk membeli kekuatan militer baru," papar Kupchan.
Para pakar mengatakan contoh baik mengenai berbagi beban adalah konflik Libya yang menggulingkan Muammar Khaddafi. Kupchan mengatakan Eropa mengambil peran utama militer.
Dalam KTT Chicago, para pemimpin NATO diperkirakan akan berusaha menyatukan sumber-sumber daya militer lebih efisien dan mengintegrasikan struktur pertahanan multi-nasional, sebuah konsep yang dikenal sebagai "pertahanan pintar."
Pejabat-pejabat tinggi NATO juga akan membahas konsep kemitraan dengan negara-negara non-NATO seperti Australia, Selandia Baru, Pakistan, Korea, Irlandia, Swedia dan Finlandia.
Pakar NATO Sean Kay dari Universitas Ohio Wesleyan di Delaware, Ohio, mengatakan ada kemitraan penting lainnya.
“Dinamika hubungan NATO dan Uni Eropa. Karena pada akhirnya, saat Anda berpikir tentang tantangan atau ancaman terbesar terhadap anggota NATO saat ini, jelas-jelas bukan militer. Tidak ada ancaman militer konvensional terhadap negara-negara itu. Tetapi, ancaman terpenting adalah ekonomi.” Ujar Kay.
Jika berbicara tentang krisis di zona euro, kata Sean Kay, pasti kembali ke masalah anggaran pertahanan.
Sementara bagi wilayah Balkan, sejumlah negara di wilayah ini - seperti Macedonia, Montenegro dan Bosnia - berkeinginan menjadi anggota NATO. Tetapi, para pakar mengatakan KTT NATO kali ini tidak akan membahas pertambahan anggota dan tidak akan mengundang negara-negara baru untuk menjadi anggota NATO.
Pakar dari Dewan Hubungan Luar Negeri NATO, Charles Kupchan, mengatakan, para pemimpin akan memusatkan perhatian untuk memastikan negara-negara Eropa berbagi beban militer NATO secara adil.
Kupchan mengatakan isu berbagi beban menjadi penting karena sejumlah alasan.
“Salah satunya adalah Amerika menanggung beban lebih banyak daripada Eropa dengan menekankan kehadiran militer di Timur Tengah dan Asia Timur. Kehadiran militer kami di Eropa berkurang menjadi kira-kira 30.000 personil. Kedua, Amerika mengalami kesulitan keuangan dan anggaran pertahanannya berkurang. Hal itu membuat Amerika lebih sensitif terhadap apa yang dilakukan oleh mitra-mitra sekutu NATO. Kemudian ada krisis keuangan di Eropa, yang menguras kekuatan Uni Eropa dan berarti sebagian besar sumber daya digunakan untuk keluar dari hutang – bukan untuk membeli kekuatan militer baru," papar Kupchan.
Para pakar mengatakan contoh baik mengenai berbagi beban adalah konflik Libya yang menggulingkan Muammar Khaddafi. Kupchan mengatakan Eropa mengambil peran utama militer.
Dalam KTT Chicago, para pemimpin NATO diperkirakan akan berusaha menyatukan sumber-sumber daya militer lebih efisien dan mengintegrasikan struktur pertahanan multi-nasional, sebuah konsep yang dikenal sebagai "pertahanan pintar."
Pejabat-pejabat tinggi NATO juga akan membahas konsep kemitraan dengan negara-negara non-NATO seperti Australia, Selandia Baru, Pakistan, Korea, Irlandia, Swedia dan Finlandia.
Pakar NATO Sean Kay dari Universitas Ohio Wesleyan di Delaware, Ohio, mengatakan ada kemitraan penting lainnya.
“Dinamika hubungan NATO dan Uni Eropa. Karena pada akhirnya, saat Anda berpikir tentang tantangan atau ancaman terbesar terhadap anggota NATO saat ini, jelas-jelas bukan militer. Tidak ada ancaman militer konvensional terhadap negara-negara itu. Tetapi, ancaman terpenting adalah ekonomi.” Ujar Kay.
Jika berbicara tentang krisis di zona euro, kata Sean Kay, pasti kembali ke masalah anggaran pertahanan.
Sementara bagi wilayah Balkan, sejumlah negara di wilayah ini - seperti Macedonia, Montenegro dan Bosnia - berkeinginan menjadi anggota NATO. Tetapi, para pakar mengatakan KTT NATO kali ini tidak akan membahas pertambahan anggota dan tidak akan mengundang negara-negara baru untuk menjadi anggota NATO.