Italia terus melakukan operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran di Laut Tengah, Senin (20/4), untuk kapal yang terbalik di lepas pantai Libya yang membawa ratusan calon imigran gelap, sementara pada waktu yang sama menolong pendatang gelap Suriah dari kapal lain di lepas pantai Sisilia.
Tiga belas anak-anak ada di antara 98 pendatang dari Suriah yang kapalnya datang dari Turki dalam pelayaran berbahaya ke Eropa.
Carlotta Sami, juru bicara Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR), mengatakan pendatang gelap itu, yang mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa, mengambil berbagai rute untuk mencapai tujuan mereka.
Sementara itu, sampai sebanyak 700 orang dikhawatirkan tewas dari kapal yang terbalik tadi di lepas pantai Libya.
Sebelum Minggu malam, pihak berwenang mengatakan 28 orang telah ditolong kira-kira 200 kilometer sebelah selatan pulau Italia, Lampedusa, dan 24 mayat lagi diangkat. Para petugas mengatakan sebagian besar yang hilang tampaknya terperangkap dalam kapal 20 meter itu di dasar laut.
Sami mengatakan seorang yang selamat dari kapal yang terbalik itu mengatakan ada anak-anak dalam kapal itu. Korban jiwa kapal karam yang terbaru ini meningkatkan jumlah korban jiwa di Laut Tengah melampaui 1.500 tahun 2015, sedangkan dalam periode yang sama satu tahun lalu korban jiwa pengungsi seperti itu mencapai kira-kira 90.
Para analis mengatakan mereka memperkirakan perdagangan manusia di Laut Tengah akan memburuk dalam bulan-bulan mendatang sementara cuaca memanas dan kestabilan serta kemakmuran Eropa menggoda pengungsi untuk datang dari Afrika dan kawasan lain.