Negara-negara Arab dari Irak sampai Tunisia mengikuti pemilihan presiden AS, dan kebanyakan menginginkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menang karena percaya bahwa Clinton akan memiliki dampak paling positif pada kebijakan AS terhadap wilayah mereka, menurut sebuah survei terbaru.
Survei di delapan negara Arab utama yang dilakukan oleh Arab Center di Washington, DC, itu mendapati 66 persen orang Arab lebih suka Clinton menjadi presiden AS berikutnya, sementara hanya 11 persen lebih memilih calon Partai Republik, Donald Trump.
Survei itu melibatkan 3.200 responden dewasa di Aljazair, Mesir, Irak, Kuwait, Maroko, Palestina, Arab Saudi dan Tunisia dari tanggal 21 sampai 31 Oktober, dan memiliki margin kesalahan plus minus 5 persen. Empat ratus orang disurvei di setiap negara.
Direktur eksekutif Arab Center, Khalil Jahshan mengatakan, temuan itu mewakili opini publik di 22 negara Arab di dunia.
Jajak pendapat ini mendapati bahwa sekitar 60 persen warga Arab mengikuti pemilihan presiden AS secara teratur atau sesekali, dengan 56 persen mempunyai pandangan positif untuk Clinton dan 60 persen berpandangan negatif atas Trump.
Di pihak lain, Palestina, yang melihat Clinton pro-Israel, terus berpandangan paling negatif terhadap Clinton dengan 54 persen. Namun demikian, 59 persen warga Palestina lebih suka memilih Clinton dibanding Trump. [ps/al]