Lebih separuh dari 17,5 juta pengguna Twitter yang mengikuti jajak pendapat yang dibuat oleh miliarder Elon Musk tentang apakah sebaiknya ia mengundurkan diri sebagai pimpinan perusahaan itu atau tidak, memilih agar Musk mengundurkan diri dari jabatannya saat jajak pendapat ditutup pada Senin (19/12).
Belum ada pengumuman dari Twitter, atau dari Musk, tentang apa yang selanjutnya akan terjadi. Meskipun dalam cuitan itu Musk mengatakan ia akan mematuhi hasil jajak pendapat yang dibuatnya itu.
Musk menghadiri final Piala Dunia di Qatar pada Minggu (18/12), dan mungkin sedang dalam perjalanan kembali ke Amerika Serikat pada Senin.
Musk telah menggelar sejumlah jajak pendapat tidak ilmiah tentang masalah substansial yang dihadapi oleh platform media sosial itu, termasuk soal apakah ia sebaiknya menghidupkan kembali atau tidak akun Twitter para wartawan yang diblokirnya, yang membuatnya dikecam luas di dalam dan luar lingkaran media.
Musk telah berselisih paham dengan sebagian pengguna Twitter di berbagai bidang, dan pada Minggu (18/12) ia meminta pengguna Twitter untuk memutuskan apakah ia harus tetap bertanggung jawab atas platform media sosial itu setelah mengakui bahwa ia melakukan kesalahan ketika meluncurkan aturan baru tentang pembatasan ucapan, dengan melarang penyebutan situs media sosial saingannya di Twitter.
Hasil survei online tidak ilmiah itu berlangsung selama 12 jam. Hasilnya menunjukkan 57,5 persen pengguna Twitter yang memilih ingin agar Musk mengundurkan diri. Sementara 42,5 persen lainnya ingin agar ia tetap memimpin Twitter.
Jajak pendapat terbaru itu mengikuti perubahan kebijakan signifikan lainnya sejak Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober lalu.
Twitter telah mengumumkan bahwa pengguna tidak lagi dapat menautkan pesan yang dipasangnya di Twitter ke sejumlah situ media sosial seperti Facebook, Instagram, Mastodon dan platform lain yang digambarkannya sebagai “terlarang.”
Keputusan itu memicu reaksi langsung, termasuk kritik dari para pembela Musk di masa lalu; di mana Musk berjanji untuk tidak membuat perubahan besar apapun tanpa melakukan survei online yang melibatkan penggunanya.
Tindakan memblokir pesaingnya itu merupakan upaya terbaru Musk melarang pidato atau pernyataan tertentu setelah ia menutup sebuah akun Twitter pekan lalu karena melacak keberadaan pesawat jet pribadinya.
Platform yang dilarang itu mencakup situs-situs arus utama seperti Facebook dan Instagram, dan saingan pemula seperti Mastodon, Tribel, Nostr, Post dan Truth Social milik mantan Presiden Donald Trump.
Twitter belum memberikan penjelasan mengapa daftar hitamnya memasukkan tujuh platform media sosial tersebut, tetapi tidak melarang Parler, TikTok atau LinkedIn. [em/rs]
Forum