Hampir dua pertiga pemilih Amerika berpendapat Presiden Donald Trump lebih banyak melakukan tindakan yang memecah belah daripada yang mempersatukan bangsa, menurut jajak pendapat yang dirilis hari Rabu (23/8).
Hasil jajak pendapat yang dilakukan Universitas Quinnipiac menunjukkan 62 persen pemilih dalam jajak pendapat merasa bahwa Trump meningkatkan perpecahan di Amerika dan 31 persen berpendapat sebaliknya.
Hasil jajak pendapat itu menunjukkan opini publik setelah bentrokan bulan ini di Charlottsville, Virginia, antara kelompok supremasi kulit putih dan para pemrotes yang menentang mereka. Seorang perempuan tewas setelah seorang pengikut kelompok kanan alternatif menubrukkan mobil ke arah kerumunan pemrotes.
Presiden Trump beberapa kali berbicara mengenai isu tersebut dan kelompok-kelompok yang terlibat dalam bentrokan di Charlottsvile, dengan setiap kali berubah pendirian. Ia dikecam luas oleh berbagai lapisan masyarakat Amerika karena dianggap tidak mau menyebut siapa yang bersalah dalam bentrokan itu, dan menyatakan bahwa kedua pihak sama-sama bersalah. [ds]