Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama didampingi sejumlah pejabat DKI menabuh drum menandai digelarnya Jakarnaval di Monas Minggu sore (7/6).
Gubernur Basuki mengatakan, pencapaian target pembangunan dan pelayanan maksimal kepada masyarakat merupakan barometer terpenting setiap kali digelarnya perayaan HUT DKI Jakarta.
“Setiap peringatan HUT mesti ada pencapaian, tahun lalu kita perbaiki mekanisme Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan BPJS Kesehatan sudah lebih baik. Tahun ini, kita mau lebih maju lagi, kita pingin kesehatan lebih maju lagi, sudah bisa dilayani 1.250 orang warga dilayani oleh satu dokter, satu perawat dan satu bidang, demikian juga tranportasi (publik) tahun lalu kita evaluasi pembelian bus yang dimpor bermasalah, dan tahun 2015 kita harap mulai berdatangan bis-bis yang lebih baik, dengan menerapkan sistem yang terintegrasi,” katanya.
Cukup banyak tantangan, tambah Gubernur Basuki, terutama terkait layanan publik di DKI bidang kesehatan dan pendidikan, masalah transportasi,kinerja aparatur dan soal bencana banjir, DKI perlu terus meningkatkan layanan setiap tahun, terutama komitmen aparat pemda yang profesional dan lebih humanis.
Panitia penyelenggara mengatakan, Jakarnaval tahun 2015 bagian dari rangkaian peringatan HUT Jakarta ke-488 tahun. Jakarnaval selain menampilkan pawai kenderaan hias dari setiap instansi, diisi pula dengan beragam pentas seni budaya termasuk kegiatan-kegiatan sosial yang erat dengan layanan publik, kependudukan, dan lingkungan hidup.
Bidang kependudukan dan sosial, di antaranya,santuan kepada anak yatim, distribusi identitas kependudukan elektronik (e-KTP) dan dokumen Akte Kelahiran kepada warga.
Beberapa warga yang menyaksikan Jakarnaval di Monas Minggu mengatakan cukup terhibur dengan pentas seni budaya dan berbagai atraksi lainnya.
Seorang warga Mahmud Ibrahim (37), menyoroti sektor transportasi publik yang mulai baik di Jakarta, sedangkan untuk jalur pejalan kaki dan jembatan penyeberangan disejumlah ruas utama dalam kota dinilai masih belum memadai dan perlu peremajaan.
Pedagang asongan Wulandari (19) warga perantau berasal dari Banyumas Jawa Tengah mengatakan, penampilan kelompok seni budaya dari sejumlah kantor perwakilan daerah yang berpartisipasi dalam Jakarnaval cukup menarik, karena mencerminkan keberagaman suku di tanah air.
Pengamat Lingkungan Perkotaan Jay Musta mengatakan, di tanah air terdapat beberapa kota kunci yang cukup ambisius menerapkan tata kelola lingkungan multiaspek melalui program kota hijau dan lebih ramah lingkungan, terutama Jakarta.
“Kita ambil contoh soal adanya busway Jakarta, itu dirancang untuk membuat transportasi publik lebih baik guna mengatasi kemacetan Jakarta, itu perlu diapresiasi. Jangan sampai Jakarta tertinggal oleh Bandung,Solo dan Surabaya, warga pelu berpartisipasi terkait tata kota," papar Jay Musta.
Menurut Jay, selain Jakarta, Solo, Surabaya, Malang dan Bandung merupakan kota-kota dengan partisipasi warga yang cukup baik mendukung pemerintah setempat dalam menerapkan program-program terkait layanan publik, konservasi dan mitigasi kebencanaan.
Sementara, anggota Komunitas Perempuan Peduli Kota, Nurul Qamari (23), tertarik dengan ambisi para pemimpin kota, seperti di Jakarta. Ia berharap para pemimpin kota lebih peduli, terutama terkait ketersediaan fasilitas umum, pemenuhan hunian layak kepada warga, termasuk memperbanyak taman kota danruang terbuka hijau (RTH) perkotaan.
“Beberapa ruas jalan menumpuk di satu area, Jakarta perlu lebih cepat berbenah, termasuk memperbanyak ruang terbuka hijau,” ujarnya.
Menurut Nurul, beragam even terkait interaksi sosial budaya dan program lingkungan diJakarta, bisa jadi model bagi wilayah lain di tanah air.
Analis mengatakan, pemenuhan moda transportasi publik yang lebih terintegrasi, modern, aman dan nyaman, masih menjadi tantangan bagi pemerintah DKI Jakarta.