Jalan-jalan utama di Lagos, Nigeria, Jumat (23/10), diblokir sekelompok orang yang bersenjatakan pisau dan tongkat, banyak diantaranya marah dengan pidato presiden yang meminta ketenangan tetapi gagal mengecam pembunuhan terhadap pengunjuk rasa damai yang menuntut diakhirinya kebrutalan polisi.
Dalam komentar publik pertamanya hari Kamis (22/10) tentang kerusuhan yang melanda negara Afrika Baratitu, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mendesak pemuda yang terlibat dalam demonstrasi agar mengakhiri demonstrasi itu dan memulai dialog dengan pemerintah.
Namun, Buhari tidak menyinggung penembakan polisi terhadap pengunjuk rasa damai di alun-alun tol Lekki awal pekan ini yang menewaskan sedikitnya 12 pengunjuk rasa. Militer Nigeria membantah bertanggung jawab atas penembakan itu.
Pada hari Jumat, kantor kepresidenan mengakui bahwa "banyak nyawa telah hilang" dalam kerusuhan itu namun tetap tidak mengungkapkan jumlah korban jiwa. Kantor tersebut mengatakan Buhari berkomentar demikian dalam pertemuan dengan mantan kepala negara mengenai cara menangani beberapa kekerasan paling intens di negara itu selama bertahun-tahun.
Juga pada hari Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pihak berwenang Nigeria tidak boleh menyalahgunakan kekerasan ketika menangani demonstrasi dan menyatakan telah mendapat jaminan dari Presiden Buhari.
"Saya mendengar komitmen presiden yang kuat untuk melakukan segalanya guna menghindari insiden semacam ini dan saya berharap ini akan terjadi di masa depan," kata Guterres.
Pada hari Kamis (22/10), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam kebrutalan polisi di Lagos dan menyerukan penyelidikan. [my/pp]