Sehari menjelang unjuk rasa yang dijuluki “Aksi Bela Islam III,” Menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pada Kamis (1/12), memberikan penjelasan kepada para duta besar dan perwakilan negara-negara asing tentang situasi keamanan dan politik dalam negeri.
Lebih dari seratus duta besar dan diplomat yang bertugas di Jakarta hadir dalam acara yang digelar di kantor Kementerian Luar Negeri itu. Dalam acara ini, Wiranto didampingi Wakil menteri Luar Negeri A.M. Fachir karena Menteri Luar Negeri tengah berada di luar negeri. Pertemuan itu berlangsung tertutup.
Kepada wartawan seusai pertemuan itu, Wiranto menjelaskan acara tersebut digelar atas permintaan Kementerian Luar Negeri. Alasannya, banyak pertanyaan dari duta besar dan diplomat asing mengenai apa yang akan terjadi dalam demonstrasi besar-besaran besok (Jumat, 2/12).
Wiranto menilai pertanyaan-pertanyaan semacam itu wajar karena diplomat asing dan keluarga mereka tinggal di Indonesia dan peduli dengan negara ini. Dia mengatakan pertemuan ini penting digelar agar para diplomat asing merasa tenang dan memahami situasi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia dalam batas-batas tertentu.
Sebelum pertemuan dengan para diplomat asing itu digelar, Wiranto menambahkan dirinya sudah melapor kepada Presiden Joko Widodo bahwa perlu ada penjelasan resmi dari pemerintah terkait perkembangan situasi politik dua bulan belakangan ini.
"Karena itu, siang hari ini, saya dan Pak Wamenlu melakukan pertemuan dengan para duta besar dan perwakilan negara sahabat, untuk menjelaskan keadaan sesungguhnya tentang situasi dan kondisi di negeri ini, khususnya menyangkut kegiatan unjuk rasa 2 Desember besok. Saya jelaskan sudah ada suatu konsep sangat bagus berdasarkan nilai-nilai budaya kita sendiri: musyawarah untuk mufakat. Tidak ada konflik, tidak ada menang-menangan, tidak ada sifat untuk menekan satu dengan yang lain antara pimpinan pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian," ungkap Wiranto.
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka melakukan apa yang mereka sebut sebagai “Aksi Bela Islam III” Jumat (2 Desember) itu untuk menuntut agar tersangka kasus penistaan agama, Gubernur Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) segera ditahan.
Wiranto menegaskan demonstrasi besar-besaran besok adalah aksi super damai, yaitu dengan menggelar sajadah untuk berzikir dan berdoa bersama, dilanjutkan dengan salat berjamaah. Karena itu dia memperingatkan pihak-pihak mana saja yang berusaha mendompleng unjuk rasa damai ini akan ditindak tegas.
Wiranto yakin yang disebut “Aksi Bela Islam III” itu akan berjalan aman dan lancar karena aaparat keamanan sudah menggagalkan upaya teroris untuk menyusup dalam demonstrasi yang sama yang dilakukan sebelumnya.
Duta Besar Myanmar untuk Indonesia U Aung Htoo mengaku tidak terlalu khawatir tentang situasi politik dan keamanan di Indonesia terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok.
"Kami percaya penuh terhadap polisi dan militer di sini. Jadi kami tidak khawatir mengenai demonstrasi besok," kata U Aung.
Sebanyak 27 ribu polisi dan lima ribu tentara akan diterjunkan untuk mengamankan unjuk rasa besok. [fw/lt]