Sehari menjelang lawatan ke Irak, Paus Fransiskus merilis pesan melalui video bagi warga Irak, dengan mengumumkan kepada mereka bahwa ia datang sebagai “peziarah yang menyesali dosa-dosa di masa lalu,” yang akan memohon kepada Tuhan untuk memberi “pengampunan dan rekonsiliasi setelah perang dan terorisme selama bertahun-tahun.”
Paus Fransiskus melanjutkan rencana lawatan kepausan pertama ke Irak meskipun tengah terjadi peningkatan kasus virus corona di negara itu. Lawatan itu diharapkan akan mendorong jumlah orang Kristen di Irak, yang berkurang karena dianiaya secara kejam semasa pemberontakan ISIS. Paus juga berharap dapat meningkatkan hubungannya dengan dunia Muslim-Syiah.
Keamanan menjadi perhatian utama dalam kunjungan yang berlangsung Jumat, 5 Maret hingga Senin, 8 Maret ini, mengingat masih adanya milisi ekstremis tiga tahun setelah ISIS dikalahkan. Paus, yang selalu gembira menyapa kerumunan massa dan berkeliling dengan mobilnya, diperkirakan akan melakukan perjalanan dengan mobil lapis baja dengan jumlah personel keamanan Irak yang cukup besar.
Vatikan berharap langkah-langkah ini akan memiliki dampak ganda, yaitu melindungi Paus dan sekaligus mencegah terjadinya kerumunan massa yang dapat memicu perebakan virus corona.
Lawatan itu akan memberi Paus Fransiskus dan dunia untuk menyaksikan dari dekat kehancuran akibat konflik selama bertahun-tahun, krisis ekonomi dan pemberontakan ISIS dari 2014 hingga 2017 yang telah menghancurkan ratusan rumah milik warga Kristen dan gereja-gereja di bagian utara, serta membuat puluhan ribu warga Kristen Irak dan kelompok agama minoritas lainnya melarikan diri. [em/pp]