Kepolisian dan Pemerintah Daerah Solo menyatakan melarang pengerahan massa dalam merayakan pelantikan Ir. Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024. Kapolresta Solo, AKBP Andy Rifai, usai apel kesiapan pengamanan mengungkapkan langkah tersebut untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang terjadi.
Menurut Andy, Polresta Solo terus melakukan langkah strategis terkait hasil pemeriksaan dan penyitaan barang bukti yang dilakukan oleh Densus 88 Anti teror pada puluhan anggota jaringan terorisme yang ditangkap selama sepekan ini di berbagai daerah.
"Yang tahu lebih detail terkait temuan itu ya ada di Densus 88. Kami hanya melakukan antisipasi. Kalau dari keterangan jaringan teroris yang tertangkap, Abu Zee, mereka ada aksi terorisme di Solo ya kita tingkatkan kewaspadaan kita, baik itu keamanan Mako Polresta, personil polisi secara perorangan, kemudian kita lakukan antisipasi mendeteksi dini, kerjasama dengan semua lapisan masyarakat. Kita lakukan untuk mengeliminir munculnya aksi-aksi teror itu," kata Andy.
Andy menambahkan bahwa kelengkapan dan peralatan personil sudah siap. “Dalmas, huru hara, gas air mata, kendaraan khusus, sudah kita siapkan semua,” tambahnya.
Dia mengatakan, pada pagi hari Jumat (18/10), Polresta Solo mengadakan apel kesiapan terkait pengamanan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, walaupun prosesnya berlangsung di Jakarta.
“Kami aparat di Solo juga melakukan antisipasi gangguan keamanan. Hingga hari ini laporan ke kami baru ada kegiatan nonton bareng saja. Kami sudah instruksikan ke Sat Intelkam untuk menunda pemberian ijin kegiatan masyarakat yang mengerahkan massa, termasuk demonstrasi maupun aksi konvoi massa para relawan."
Mabes Polri awal pekan ini merilis temuan dari hasil penangkapan dan pemeriksaan puluhan anggota jaringan terorisme di berbagai daerah. Hasil tersebut menunjukkan indikasi adanya rencana aksi teror di Yogyakarta dan Solo. Densus anti teror masih beroperasi di Jawa Tengah, antara lain Semarang, Sukoharjo dan Sragen. Densus menangkap dan menggeledah berbagai lokasi di daerah tersebut. Lima orang ditangkap di Sukoharjo, dan empat orang ditangkap di Semarang maupun Sragen yang masih berstatus pasangan suami istri.
Dari pantauan di berbagai lokasi, ratusan polisi bersenjata dan kendaraan lapis baja berada di kawasan strategis di Solo dan melakukan patroli wilayah secara intensif. Aktivitas masyarakat di pusat perekonomian, pasar tradisional, dan pemerintahan berlangsung seperti biasa. Polri dan TNI juga memperketat pengamanan di sekitar rumah pribadi Presiden Jokowi maupun kediaman keluarganya di Solo.
Sementara itu, Walikota Solo, Hadi Rudyatmo berharap perayaan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden dilakukan secara sederhana. Rudy yang juga menjabat ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo meminta masyarakat maupun kader partainya tidak melakukan konvoi massa atau euforia secara berlebihan.
"Kader partai saya tidak pernah melakukan euforia secara berlebihan. Saya jamin 1000 persen. Kalau mau syukuran ya silakan, syukuran di rumah masing-masing saja. Kalau kegiatan kumpul massa itu kan nanti bisa mengganggu masyarakat. Kita tidak ada acara pengumpulan kader atau massa seperti itu. Syukuri saja, doakan supaya pemerintahan di periode kedua untuk Presiden Jokowi ini bisa lebih baik. Kalau ada kader partai yang nekat konvoi kendaraan ya silakan polisi menertibkan, ditangkap polisi. Konvoi masuk kandang," kata Rudy.
Joko Widodo yang berasal dari Solo, Jawa Tengah akan kembali dilantik menjadi Presiden untuk periode ke dua, 2019-2024, berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden hasil Pilpres 2019. Pelantikan dijadwalkan 20 Oktober besok di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta. [ys/lt]