Seminggu menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, protes menentang berbagai janji kampanyenya berlangsung di Washington.
Demonstrasi "We Shall Not Be Moved (Kami Tidak Akan diusir)" dipimpin pendeta yang juga aktivis, Al Sharpton.
"Melindungi hak-hak sipil warga negara dan hak pilih rakyat yang disisihkan, menyediakan asuransi kesehatan bagi semua orang Amerika dan kesempatan yang sama seharusnya mengalahkan perselisihan apapun," demikian disebutkan pada situs kelompok dan acara itu.
"Berbagai kelompok datang dan pergi, pemilu silih berganti, tetapi beberapa hal harus tetap ada dan tidak bisa ditawar."
Demonstrasi itu dilakukan pada libur panjang akhir pekan ketika warga AS memperingati Hari Dr. Martin Luther King Jr, yang terkenal karena kerja kerasnya dalam mengakhiri rasialisme dan mempromosikan hak-hak sipil pada tahun 1950-an dan 1960-an.
Sabtu siang, protes "Here to Stay (Tetap Di Sini)" yang mendukung hak-hak imigran dan minoritas berlangsung di gereja Washington.
"Tim Trump menyatakan, sebagian langkah pertamanya akan menarget imigran dan Muslim," demikian pernyataan daring gerakan itu.
"Kami akan bergandengan dan bersama menentang kriminalisasi, deportasi massal, dan kejahatan kebencian. Kami #TetapDiSini dan kami tidak akan pergi."
Semasa kampanye, Donald Trump berjanji akan "membangun tembok" di sepanjang perbatasan dengan Meksiko serta memulai keharusan registrasi bagi Muslim, ide-ide yang menjadi landasan bagi imigran, minoritas, dan kaum liberal yang lebih luas untuk melancarkan protes sejak Trump terpilih November lalu. [ka]