Wartawan yang dibawa ke rumah Jenderal Lougue, Rabu malam (12/11), sebelum dia bertolak ke Perancis, diberitahu bahwa luka yang dideritanya bukan luka tembakan. Kedua kakinya dibalut.
Negara Afrika Barat itu telah berada dalam situasi tak menentu sejak protes-protes oposisi memaksa Presiden Blaise Compaore meletakkan jabatan tanggal 31 Oktober lalu, setelah berkuasa selama 27 tahun. Sesudah itu, beberapa tokoh, termasuk para perwira militer, bergelut berupaya merebut kekuasaan.
Komunitas internasional sedang mengusahakan agar Burkina Faso kembali kepada pemerintahan sipil. Lougue adalah salah seorang yang mencoba merebut kekuasaan, dan terjadilah letusan tembakan di stasiun televisi pemerintah pada malam ketika dia berusaha menyatakan diri sebagai presiden.