Tokoh militer yang ditunjuk sebagai pemimpin sementara Burkina Faso telah menolak tuntutan dari Uni Afrika untuk mengembalikan kekuasaan ke pemerintah pimpinan sipil dalam dua pekan atau menghadapi sanksi.
Letnan Kolonel Isaac Zida mengatakan, Kamis (6/11), sebuah dewan tetua akan memilih apa yang ia sebut “seorang sipil terkemuka” untuk memimpin pemerintah transisi sebelum pemilu November tahun depan. Namun ia mengatakan, proses itu tidak akan dipercepat karena tekanan internasional atau kerusuhan yang berkembang di dalam negeri sejak militer mengambil alih kekuasaan Jumat pekan lalu.
Reporter VOA di Burkina Faso mengatakan, para pemimpin negara itu telah meminta para politisi, para pemimpin keagamaan, dan kelompok-kelompok masyarakat sipil untuk masing-masing mengajukan tiga calon untuk memimpin pemerintahan transisi.
Kesepakatan pembentukan pemerintah transisi dicapai dengan bantuan presiden Ghana, Nigeria dan Senegal yang tiba di ibukota Ouagadougou, Rabu lalu.
Amerika Serikat, Kamis, terus menyerukan terselenggaranya transisi pemimpin sipil di Burkina Faso.