Jepang hari Senin (3/4) mengatakan akan mengembalikan Duta Besarnya untuk Korea Selatan, meskipun belum ada penyelesaian soal patung ‘’perempuan penghibur’’, tetapi berkeras tidak akan mengalah pada sikap Korea Selatan.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida mengatakan Duta Besar Yasumasa Nagamine akan kembali ke Seoul hari Selasa (4/4) bersama Konsul Jenderal Jepang di kota Busan.
Kishida mengatakan keputusan itu diambil ketika Korea Selatan sedang dalam masa transisi dan Jepang perlu mengkaji dan mengembangkan hubungan dengan pemerintahan baru pasca pemakzulan Presiden Park Geun-hye. Ditambahkannya, penting bagi kedua negara untuk melakukan koordinasi lebih erat dan saling tukar informasi di tengah ancaman misil Korea Utara.
Sebelum dan pada masa Perang Dunia Kedua, banyak perempuan Korea dan juga dari negara-negara lain di Asia yang dipaksa bekerja di rumah-rumah pelacuran bagi militer Jepang, yang dikenal sebagai sistem “perempuan penghibur”.
Kishida mengatakan Jepang menyesalkan sikap Korea Selatan yang tidak mematuhi apa yang seharusnya menjadi perjanjian akhir untuk menyelesaikan perbedaan diantara kedua negara tentang isu "perempuan penghibur’’ itu pada akhir tahun 2015, dan duta besar Jepang di negara itu akan bekerja keras guna memastikan agar pemerintah baru menghormati perjanjian tersebut. Ia mengakui bahwa pemanggilan pulang duta besar itu tidak membantu menyelesaikan kebuntuan yang ada. [em/ii]
