Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berjanji akan mengirim sistem antipesawat udara berteknologi tinggi ke Ukraina sementara Jerman berusaha menenangkan kritik dari anggota oposisi bahwa Jerman tidak menyediakan bantuan militer yang cukup untuk negara itu guna menghadapi invasi Rusia.
Berbicara kepada parlemen di Berlin pada Rabu (1/6), Scholz mengatakan pemerintah telah menyetujui proposal untuk mengirim misil IRIS-T dan sistem radar ke Kyiv sementara Rusia terus menyerang sasaran-sasaran di Ukraina timur.
Tujuannya adalah memastikan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memenangkan perang yang dimulainya di Ukraina, kata Scholz.
“Tujuan kami adalah agar Ukraina dapat membela dirinya dan berhasil,” imbuhnya.
Rusia telah meningkatkan ofensifnya untuk merebut lebih banyak daerah di teritori yang sudah dikuasi oleh separatis yang didukung Rusia, sementara negara-negara Barat cepat-cepat mengirim senjata ke Ukraina yang tidak memiliki persenjataan yang menandingi Rusia.
Pengumuman Scholz itu datang beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan, Washington akan memberi Ukraina sistem roket yang canggih dan mampu menyerang secara akurat sasaran-sasaran pada jarak 80 kilometer jauhnya.
Sistem roket yang dikenal sebagai HIMARS itu bisa digunakan untuk mencegat artileri Rusia dan juga menyerang posisi-posisi Rusia di kota-kota kecil di mana pertempuran berlangsung sengit, seperti Syevyerodonetsk. [jm/ka]