Peretas menarget situs web surat kabar Israel, Senin (3/1) pagi. Mereka mengganti kontennya dengan gambar yang mengancam situs yang terkait program senjata nuklir Israel yang tidak diumumkan. Peristiwa ini terjadi pada peringatan pembunuhan seorang jenderal terkemuka Iran.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun, gambar yang diunggah di situs Jerusalem Post itu termasuk sebuah rudal yang jatuh dari kepalan tangan yang mengenakan cincin yang terkait dengan Qassem Soleimani, jenderal Iran yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS di Irak dua tahun lalu.
Gambar itu juga termasuk sebuah target yang meledak yang sepertinya diambil dari latihan militer Iran baru-baru ini. Target itu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat seperti Pusat Penelitian Nuklir Shimon Peres Negev di dekat kota Dimona. Fasilitas itu diduga memiliki laboratorium bawah tanah berusia puluhan tahun yang memproses ulang batangan nuklir bekas untuk mendapatkan plutonium tingkat senjata untuk program bom nuklir Israel. Di bawah kebijakan ambiguitas nuklirnya, Israel tidak mengakui atau menyangkal memiliki senjata nuklir.
Dalam cuitan di Twitter, Jerusalem Post mengakui menjadi target peretas. ''Kami menyadari peretasan situs web kami, di samping ancaman langsung ke Israel,'' tulis surat kabar berbahasa Inggris itu. ''Kami sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dan berterima kasih kepada pembaca atas kesabaran dan pengertian Anda.''
Belum ada tanggapan dari pemerintah Israel. Peretasan itu terjadi setelah mantan kepala intelijen militer Israel pada akhir Desember secara terbuka mengakui negaranya terlibat dalam pembunuhan Soleimani.
Iran juga tidak segera mengakui peretasan itu pada Senin pagi. Namun, negara itu dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan upayanya dalam memperingati kematian jenderal Garda Revolusi yang terbunuh itu.
Sebagai kepala Pasukan Quds, atau Pasukan Garda Revolusi Iran, Soleimani memimpin semua pasukan ekspedisinya dan sering bolak-balik antara Irak, Lebanon, dan Suriah. Para anggota Pasukan Quds telah dikerahkan ke dalam perang panjang di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar Assad, serta ke Irak setelah invasi AS tahun 2003 yang menggulingkan diktator Saddam Hussein, musuh lama Teheran. Soleimani menjadi terkenal setelah menjadi penasehat utama pasukan yang memerangi kelompok ISIS di Irak dan di Suriah atas nama Assad.
Para pejabat AS mengatakan Garda Revolusi Iran di bawah kepemimpinan Soleimani mengajari para militan Irak cara membuat dan menggunakan bom pinggir jalan yang sangat mematikan terhadap pasukan AS setelah invasi ke Irak. Iran telah membantahnya. Soleimani sendiri tetap populer di kalangan banyak orang Iran, yang melihatnya sebagai pahlawan yang memerangi musuh-musuh Iran di luar negeri. [ab/ka]