Sebagai bagian dari kampanye media daring mereka untuk menarik anggota dan memasarkan ideologi mereka, para jihadis semakin canggih dalam menyebarkan pesan-pesan mereka dengan menggunakan situs-situs media sosial berbasis di Barat, seperti Twitter atau Facebook. Sekarang mereka beralih pada salah satu layanan penyiaran musik terbesar di dunia.
SoundCloud yang berbasis di Berlin dikenal sebagai "YouTube versi Audio” dan memiliki 175 juta pendengar per bulan. Dalam beberapa minggu terakhir, para pendengar itu dapat mendengarkan semakin banyak ceramah jihadis dan konten-konten lainnya yang disiarkan oleh al-Qaida dan Negara Islam (ISIS) serta para pendukung mereka.
Seperti juga pesan-pesan di Twitter dan foto-foto di Instagram, para penyebar propaganda jihad dapat mengandalkan para pendukungnya untuk berbagi konten juga -- menyebarkan pesan-pesan jihadis dan memperluas jangkauannya.
Konten militan Islamis di SoundCloud termasuk ceramah-ceramah pendiri al-Qaida Osama bin Laden dan jihadis Yaman Amerika, Anwar Al-Awlaki, yang dibunuh dalam serangan pesawat tanpa awak Amerika pada September 2011.
Ada juga ceramah-ceramah dari pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, serta lagu-lagu atau nasyid yang memuja-muja para jihadis dan pembentukan kekhalifahan di Suriah timur dan Irak barat yang diumumkan musim panas ini oleh al-Baghdadi.
"Penggunaan media sosial dalam konflik baru-baru ini di Suriah dan Irak menyoroti kebergantungan besar gerakan jihad atas Internet dan (terutama) perusahaan-perusahaan media sosial Amerika," ujar Steve Stalinsky, direktur eksekutif MEMRI, LSM AS yang memantau aktivitas militan di Internet.
Ia mengatakan para jihadis menggunakan media sosial tidak hanya untuk pemasaran dan perekrutan, namun juga untuk menggalang dana, berbagi rencana di forum-forum tertutup, berdebat tentang ideologi dan berhubungan dengan keluarga.
Minggu lalu, kepala badan pemantauan Inggris GCHQ, Robert Hannigan memperingatkan bahwa teknologi Barat yang tersedia secara luas telah membantu kelompok-kelompok seperti Negara Islam (ISIS) untuk tumbuh. Ia menuduh perusahaan-perusahaan teknologi besar "dalam penyangkalan" terhadap penyalahgunaan tersebut.
Dalam artikel opini yang diterbitkan harian Inggris Financial Times, Hannigan mengatakan perusahaan-perusahaan teknologi telah menjadi "jaringan komando dan kontrol pilihan" para teroris.
Tidak jelas apa yang ia inginkan dari perusahaan-perusahaan tersebut untuk membantu membasmi para teroris, namun ia mengingatkan akan ada keputusan-keputusan sulit mengenai hak-hak privasi.
Perusahaan-perusahaan Internet telah lama dikecam karena tidak melakukan lebih banyak upaya untuk memblokir materi-materi jihad di situs media sosial, meski Twitter dan Facebook mengatakan telah menghapus ratusan akun karena menyebarkan materi kekerasan dan memantau secara ketat situs-situs mereka untuk melihat materi seperti itu.
Stalinsky mengatakan materi-materi yang diunggah para jihadis ke SoundCloud menyalahi aturan perusahaan tersebut, yang menyatakan pengguna dilarang "mengunggah, menyimpan, menyebarkan, menyalin, mendistribusikan, membuat tersedia atau mengkomunikasikan ke publik konten apapun yang mendorong kekerasan dan terorisme."
MEMRI telah menemukan ribuan akun pengguna jihad di SoundCloud dan jumlahnya terus bertambah setiap hari.