Tautan-tautan Akses

Komentari Tubuh Jonatan ‘Jojo’ Christie, Kekaguman atau Pelecehan?


Jonatan Christie melakukan selebrasi usai laga Asian Games 2018.
Jonatan Christie melakukan selebrasi usai laga Asian Games 2018.

Nama Jonatan Christie atau yang kerap disapa Jojo melambung tinggi, tidak hanya karena dia berhasil meraih emas Asian Games 2018, tetapi juga karena aksi berulangnya membuka baju saat selebrasi.

Menanjaknya popularitas Jojo setidaknya bisa dilihat dari kenaikan jumlah pengikutnya di Instagram. Jelang laga final bulu tangkis tunggal putra yang dimulai Selasa (28/08) siang, jumlah pengikut lelaki 20 tahun itu adalah 758 ribu orang.

Namun, tidak sampai 10 jam kemudian, jumlah followersnya menyentuh angka 1,1 juta.

Jumlah followers Instagram Jojo melonjak.
Jumlah followers Instagram Jojo melonjak.

Dan menariknya, banyak yang mengomentari Jojo karena fisiknya.

Netizen Nurul Hasanah mencuit bahwa “kelopak mata anget” setelah melihat Jonatan bertelanjang dada.

Sementara pemilik akun @schleicheraa menulis bahwa Jojo telah membuatnya tersenyum-senyum hari ini, “makasih ya Jo sudah bikin aku cinta.”

Namun, fenomena menarik di lini massa terkait selebrasi Jojo adalah ramai digunakannya frasa “Rahim Anget”.

Misalnya pengguna Twitter bernama Yan, yang di akunnya menuliskan bahwa melihat Jojo membuka baju membikin “jantung gue disko dan rahim anget. Gimana cara menanganinya?”

Yuwi Handayani menggunakan akunnya @yuhanday menambahkan, “mana badannya nyender-able banget lagi. Gusti gakuat aku.”

‏Tak pelak, saking ramainya reaksi di media sosial mengomentari fisik Jojo, membuat budayawan Sudjiwo Tedjo ikut berkomentar.

Menggunakan akun resminya, @SudjiwoTedjo yang memiliki lebih 1,5 juta pengikut, Sudjiwo dengan nada seloroh menulis, “Mulai nanti malam bapak2 jangan ada yang mau diajak gituan sama istri, bisa jadi kalian diplekotho krn mereka ngebayangin Jojo yg telanjang dada.”

Ramainya pembahasan soal tubuh Jojo yang berotot kering, cukup menarik, mengingat penelitian terkini memperlihatkan bahwa perempuan sekarang lebih menyukai laki-laki yang memiliki 'dadbod' (bertubuh tidak terlalu gemuk, tetapi juga tidak berotot).

Dalam penelitian yang dilakukan pusat kebugaran Planet Fitness terhadap 2.000 perempuan di Amerika, sebanyak 69% di antaranya mengaku lebih menyukai lelaki yang bertubuh 'dadbod'. "Itu perlambang laki-laki nyaman dengan tubuhnya", aku sejumlah perempuan.

Benarkah Seksis dan Melecehkan?

Ramainya cuitan dan tulisan terkait fisik Jojo, menimbulkan suara-suara penuh pertanyaan di media sosial. Apakah mengomentari badan si atlet adalah tindakah seksis atau bahkan melecehkan?

Misalnya akun @rendyadiwilaga yang seperti tersadarkan, “ternyata objektifikasi bukan cuma milik kaum pria terhadap perempuan, perempuan juga ga kalah brutal ya haha.”

Thalia bahkan merasa malu teman-teman wanitanya memuji Jojo “dengan kata-kata yang menjurus ke arah “sana”. Secara ga langsung kalian udah ngelakuin pelecehan,” tegasnya.

Kepada VOA Indonesia, aktivis perempuan Chika Noya menilai komentar banyak-netizen terkait fisik Jojo adalah tindakan yang “seksis, kita kurang menghargai Jojo sebagai atlet.”

“Dia (Jojo) atlet. Skillnya dilatih bertahun-tahun. Harusnya skill-nya itu yang dilihat, bukan dia sebagai objek seksualitas. Dia bukan penari telanjang, bukan model yang berolah raga supaya tampak ideal, seperti yang dianggap ideal dalam lingkungan patriarki,” tutur Chika.

Jonatan Christie bersalaman dengan Chou Tienchen usai bertanding di laga final Asian Games 2018.
Jonatan Christie bersalaman dengan Chou Tienchen usai bertanding di laga final Asian Games 2018.

Chika juga menambahkan, jika perempuan menuntut keadilan agar tidak dinilai dan dikomentari dari fisiknya, hal yang sama juga harus diterapkan kepada laki-laki.

Apa yang dikatakan Chika, setidaknya tergambar lewat komentar pemilik akun Facebook, Hubertus Cahyo Argo di bawah ini, yang telah di-share lebih dari 5.000 kali.

Atau Willsen, yang di akun Twitternya bercerita, “Ada yang nulis "Rahim gw anget liat Jojo buka baju."... Andai cewek yang diomongin gini udah koar-koar pelecehan seksual blablabla sexual harrasment blablabla. Ciwik-ciwik memang lebih beringas.”

Menurut Chika, banyaknya perempuan yang mencurahkan komentar mengenai badan Jojo “tanpa merasa melakukan pelecehan”, karena nilai-nilai patriarki (sistem sosial yang menempatkan lelaki sebagai pemegang kekuasaan utama) sudah dianggap wajar.

“Di lingkungan di mana kesetaraan tidak terjadi; jika perempuan disiul, dicolek tidak dianggap salah, malah bisa dianggap kebanggaan karena dinilai cantik, sesuatu yang sebenarnya merendahkan tetapi karena terus-menerus dianggap biasa, jadilah hal yang wajar. Jadi, mereka (perempuan) merasa biasa saja (melakukannya).”

Atau Aspirasi dan Kekaguman Belaka?

Namun, tidak semua pihak sependapat dengan Chika.

Misalnya Asprilla RD Admaja. Menggunakan akun Twitter-nya @filadmojo dia menulis, “fenomena “Rahim anget” sebagai aspirasi seksual, bukan pelecehan seksual. Dasarnya karena relasi kuasa. Netizen perempuan tidak punya kuasa apapun terhadap Jojo, jadi tidak masuk pelecehan seksual.”

Pengamat Gender dan Seksualitas dari Universitas Indonesia, Irwan Hidayana, lewat sambungan telpon menuturkan kepada VOA Indonesia bahwa dia “belum melihat seksisme” dari komentar para warganet terkait Jojo.

“Jangan-jangan bagi si Jojo (komentar-komentar) itu jadi kebanggaan dia sebagai laki-laki, punya tubuh maskulin yang (dianggap) ideal oleh konstruksi sosial-masyarakat ini,” cerita Irwan.

Irwan bahkan melihat hal yang menarik dari fenomena Jojo ini, di mana perempuan lebih terbuka mengekspresikan kekagumannya pada tubuh lelaki.

Kerja keras Jojo berbuah emas.
Kerja keras Jojo berbuah emas.

Dalam wawancara usai salah satu laga Asian Games 2018 di salah satu stasiun TV resmi ajang itu, Indosiar, Jojo mengakui bahwa sorakan penonton saat dia membuka baju adalah semangat baginya.

“Sebenarnya dari beberapa pertandingan sebelum Asian Games, ya mereka (penonton) juga berteriak saat saya buka baju. Gak tahu kenapa saat saya buka baju mereka berteriak, tetapi itu membuat motivasi saya lebih lagi,” kata Jojo.

Jonatan Christie berpose memegang medali emas.
Jonatan Christie berpose memegang medali emas.

Dan bisa dilihat, setidaknya pada dua pertandingan, semifinal dan final tunggal putra badminton Asian Games 2018, Jojo langsung membuka bajunya setelah memastikan dirinya menang, diikuti tepuk tangan dan sorakan riuh penonton.

Aktivis perempuan Chika Noya, menganggap wajar Jojo merasa bangga.

“Dia bukan perempuan yang sudah diobjektifikasi dari lahir. Yang dicolek, disiulin. Dia tidak sadar menjadi objek seksual, dia tidak sadar kalau sedang direndahkan.

Namun, di tengah berbagai argumentasi itu, satu hal yang perlu diingat adalah Jonatan ‘Jojo’ Christie adalah atlet membanggakan yang telah menyumbangkan emas bagi Indonesia.

Seperti kata seorang netizen, Gita, lewat akun Twitternya @GitaNatalia, “Bingung gw haha kesel ama orang yang berlebihan banget komen soal jojo buka baju, rahim angetlah, apalah apalah. Sebel juga sama orang yang nanggepin berlebihan soal sexual harrasment, pelecehan seksual dsb. Chill. Sans deh.” (RH)

XS
SM
MD
LG