Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli mengatakan pertemuan IMF-World Bank di Bali memboroskan anggaran negara. Namun, Presiden Indonesia, Jokowi menepis pernyataan itu. Bahkan Jokowi menyebut banyak hal positif yang didapat Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan IMF-World Bank.
Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menepis pernyataan dari mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli yang mengatakan bahwaanggaran Rp 830 miliar untuk menggelar pertemuan International Monetery Fund (IMF) dan World Bank terlalu besar. Jokowi menilai digelarnya pertemuan IMF-World Bank di Indonesia akan menimbulkan banyak hal yang positif.
"Ini yang perlu saya sampaikan bahwa annual meeting sebesar itu 15 ribu yang datang jadi rebutan semua negara. Karena meeting seperti itu pasti memiliki dampak, paling tidak memberikan citra baik terhadap negara yang dipakai untuk pertemuan itu," kata Jokowi di Medan, Senin (8/10).
Jokowi yang hadir dalam Dies Natalis Universitas Sumatera Utara (USU) itu juga menyebut bahwa anggaran yang untuk pertemuan IMF-World Bank sebagian dialokasikanuntuk pembangunan infrastruktur di Bali. Anggaran itu, contohnya, digunakan untuk memperluas area parkir pesawat (apron) Bandara Ngurah Rai, Bali.
"Kedua yang dipertanyakan anggaran. Anggaran itu dipakai untuk memperluas apron di Bandara Bali. Dipakai untuk membuat terowongan persimpangan (underpass) yang ada di Bali, sehingga tidak macet. Artinya itu juga nanti setelah ini akan kita gunakan terus. Terowongannya juga akan digunakan terus, kemudian apron untuk parkir pesawat juga dipakai bukan sesuatu yang hilang," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Lanjut Jokowi, digelarnya pertemuan IMF-World Bank di Bali diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan dan mempromosikan pariwisata Indonesia.
"Bahwa mereka (peserta) membiayai dirinya sendiri. Hotel, dan makan juga biaya sendiri. Kita harapkan justru akan memperkuat promosi untuk Bali dan tempat wisata yang ada di Indonesia. Sama ini kok seperti pertemuan-pertemuan besar yang lain, jadi rebutan semua negara," jelasnya.
Tidak sampai di situ, Jokowi juga menuturkan persiapan Indonesia sebagai tuan rumah dalam pertemuan IMF-World Bank. Menurutnya, sampai saat ini pertemuan IMF-World Bank digelar pada 8-14 Oktober di Bali sudah dalam posisi yang siap.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Ekonomi Prabowo-Sandi, Rizal ramli menilai biaya pertemuan itu terlalu besar. Apalagi, kata dia, Indonesia tengah diliputi bencana seperti gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Rizal Ramli mendesak pemerintah agar melakukan sejumlah penghematan anggaran pertemuan IMF-World Bank untuk kemudian dialihkan untuk membantu warga terdampak bencana di Sulawesi dan Lombok.
Untuk diketahui, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank di Bali, 8-14 Oktober 2018. Pertemuan ini dihadiri 19.800 peserta dari 189 negara. Jumlah peserta terdiri dari 5.050 delegasi dan 14.750 non-delegasi. Peserta non-delegasi termasuk investor, media dan akademisi. [aa/ab]