Setelah mendapat dukungan dari PDI Perjuangan dan beberapa partai politik sebagai calon presiden 2019-2024, Presiden Joko Widodo kini dihadapkan pada siapa kira-kira yang akan menjadi pendamping dirinya sebagai calon wakil presiden.
Kepada wartawan setelah acara penyerahan sertifikat tanah adat di Pura Dalem Sakenan Serangan, Kota Denpasar, Bali, Jumat (23/2) Jokowi sempat bercanda dengan mengatakan nama Iriana yang merupakan istrinya, sebagai bakal calon wakil presiden.
"Oh calon pendamping, saya sebut ya…Ibu Iriana. Ha..ha..ha. Belum itu masih panjang. Masih panjang. Ini masih panjang. Masih ada bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan mengenai kriteria dan calon wakil Presiden akan dibahas dalam pertemuan seluruh partai pendukung.
"Ya terserah partai. Mengenai kriteria wakil Presiden itu akan dibicarakan bersama-sama nantinya dengan seluruh partai pendukung. Akan kita bicarakan. Nanti setelah berbicara dengan semua partai-partai yang ada baru akan saya sampaikan," lanjutnya.
Presiden Joko Widodo menyatakan rasa terima kasihnya kepada PDI Perjuangan yang telah menetapkannya sebagai calon presiden 2019-2024. Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri juga telah menitipkan pesan khusus kepada Jokowi.
"Secara pribadi saya mengucapkan terima kasih atas kepercayan yang diberikan. Terpilih dalam rakernas ketiga adalah Pola Pembangunan Berdikari untuk Indonesia Raya. Spirit Berdikari inilah yang dipesankan ketua umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri. Terutama dalam hal pangan, energi, pertahanan dan keuangan," lanjutnya.
Jokowi meyakini pemerintahan yang ia pimpin nantinya akan semakin kuat karena dukungan partai-partai politik yang mempunyai akar rumput kuat di tingkat bawah.
"PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Sukarnoputri merupakan partai yang solid, mengakar Pancasilais dan tentunya PDI Perjuangan begitu kuat karena semangat gotong royong. Itulah yang membuat saya yakin bahwa pemerintahan ke depan akan lebih stabil, lebih efektif karena dukungan partai-partai yang menyatu dengan rakyat," kata Jokowi.
Sejumlah tokoh partai politik mengajukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Salah satu tokoh yang ingin bertemu dengan Megawati adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut Zulkifli Hasan yang juga ketu MPR minta untuk diprioritaskan.
"Ya tentu saja tidak terlepas dari tugas dan peran MPR. Jadi kepentingan bangsa dan negara, baru kemudian berbicara soal bagaimana pandangan PAN terhadap ke depan, bagaimana pandangan PAN setelah PDI Perjuangan memutuskan pak Jokowi. Itu termasuk hal-hal yang didialogkan," kata Hasto Kristiyanto.
Selain Zul, putra presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga berencana untuk bertemu dengan Megawati. Untuk pertemuan tersebut, Mega menugaskan putranya yang juga Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, untuk bertemu dengan AHY.
Hasto Kristiyanto mengatakan, dialog itu nantinya akan membangun kesepahaman bersama, bukan hanya soal politik praktis pencalonan wakil presiden.
"Kesepahaman itu tidak harus dalam bentuk kerja sama mengusung calon presiden, calon wakil presiden, tapi harus dimulai dengan hal-hal realistis terlebih dahulu; Hal-hal yang memungkinkan untuk saling memahami bagaimana visi misinya, bagaimana platformnya," jelas Hasto.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi partai ke-delapan yang mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Sebelum PDIP ada tujuh partai lain yang telah menyatakan dukungannya.
Partai NasDem menjadi partai pertama yang menyatakan dukungannya kepada mantan wali kota Solo itu. Setelah NasDem, dukungan kepada Jokowi silih berganti dideklarasikan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, Partai Perindo, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Di antara delapan partai pendukung Jokowi, hanya PKPI yang gagal lolos verifikasi partai politik peserta pemilu 2019.
Baca juga: SMRC: Elektabilitas Jokowi Masih Kuat
Hal menarik adalah deklarasi yang dinyatakan oleh Perindo yang menyatakan dukungan kepada Joko Widodo dalam Pilpres 2019, Oktober tahun lalu. Dukungan tersebut dinyatakan tak lama setelah ketua umumnya, Hary Tanoesoedibjo ditetapkan sebagai tersangka dugaan ancaman melalui media elektronik kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.
Jokowi sampai saat ini belum memiliki pendamping untuk mengisi posisi calon wakil presiden. Beberapa partai koalisi pengusung Jokowi sudah mengincar kursi calon wakil presiden. Mereka antara lain Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy, dan Wiranto yang disorongkan oleh Partai Hanura. [aw/lt]