Penurunan jumlah konsumen di Amerika disebutkan dalam dokumen internal perusahaan yang diperoleh kantor berita Bloomberg.
Pekan lalu McDonald’s melaporkan pendapatan triwulan ketiga yang melampaui perkiraan berkat pendapatan dari pasar di luar negeri, seperti Inggris dan Jerman. Divisi perusahaan itu, yang dikenal sebagai pasar utama internasional, menaikkan penjualan sebesar 3,3 persen. Tetapi di Amerika, penjualan naik hanya 1,3 persen.
Saham McDonald’s mulai naik sekitar setahun lalu setelah perluasan menu sarapan, 26 persen pada tahun 2015. Tetapi kenaikan tidak berlangsung lama. Dalam perdagangan saham Rabu pagi di New York, saham McDonald’s turun satu persen menjadi 111 dolar 54 sen. Harga saham itu turun 4,6 persen tahun ini sampai penutupan pasar hari Selasa.
Darren Tristano, presiden Technomic di Chicago, perusahaan survey industri, berpendapat, "McDonald's tidak lagi menarik bagi generasi muda."
Untuk lebih memikat pelanggan di Amerika, perusahaan itu memusatkan perhatian pada tiga segmen: pengunjung setia untuk sarapan dan kopi, konsumen yang datang utamanya untuk makan siang, serta keluarga dan anak-anak.
Sementara itu, ;aba perusahaan Coca-Cola turun 28 persen pada triwulan ketiga, tetapi produsen Diet Coke, Powerade dan minuman lain itu hari Rabu juga mengatakan volume globalnya naik.
Perusahaan yang berpusat di Atlanta itu mengatakan volume global naik satu persen dalam triwulan ini, dengan keuntungan di Amerika Utara, Asia dan Eropa dan pasar lain. Dalam triwulan sebelumnya, perusahaan itu mengatakan, volume global tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Secara keseluruhan, Coca-Cola melaporkan laba bersih 1,05 milyar dolar, atau 24 sen per saham, dalam tiga bulan yang berakhir 30 September, dibanding 1,45 milyar, atau 33 sen per saham, pada periode yang sama tahun lalu. Harga Saham Coca-Cola Co naik 25 sen menjadi 42 dolar 79 sen dalam perdagangan Rabu pagi. [ka/ii]