Aktivis Suriah hari Sabtu mengatakan lebih dari 90 orang, banyak di antaranya anak-anak, tewas hari Jumat akibat serangan terkoordinasi oleh pasukan pemerintah dan milisi di sebuah desa dekat Homs, Suriah tengah.
Damaskus tidak membantah pembantaian itu, tetapi menuduh teroris yang tidak diketahui identitasnya sebagai pelaku salah satu insiden paling mematikan sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad dimulai 15 bulan lalu.
Sebuah tim pengamat PBB, yang dipimpin oleh Jenderal Robert Mood, tiba di desa itu hari Sabtu untuk menyelidiki pembunuhan tersebut. Jenderal Mood mengutuk tragedi brutal tersebut dan mengatakan para pengamat menghitung lebih dari 32 anak bawah usia 10 dan lebih dari 60 orang dewasa tewas.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, mengutuk kekerasan itu. Mereka menggambarkan serangan tersebut sebagai kejahatan mengerikan dan brutal yang melibatkan penggunaan kekuatan sembarangan dan berlebihan.
Ribuan pelayat turun ke jalan hari Sabtu di di kota terbesar di Suriah, Aleppo, untuk memprotes pembunuhan itu, yang merupakan satu pukulan lain terhadap gencatan senjata berusia enam minggu yang rapuh di yang ditengahi oleh Annan. Hampir 300 pemantau PBB sekarang berada di lapangan di Suriah untuk mengamati situasi.
Syrian Observatory for Human Rights (organisasi pemantau HAM Suriah) mengatakan kepada VOA hari Sabtu para warga sipil itu tewas ketika berlangsung penyerbuan pemerintah di kota Houla. Kelompok yang berbasis di London itu mengatakan sedikitnya 25 anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan-serangan yang dimulai hari Jumat.
Kantor berita Perancis mengatakan Dewan Nasional Suriah yang beroposisi telah mendesak PBB agar mengadakan sidang darurat hari Sabtu untuk mengatasi kekerasan mematikan itu.
Hari Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan penumpasan yang meningkat oleh pemerintah Suriah mengarah ke pelanggaran HAM besar-besaran oleh kedua pihak dalam konflik itu.
Dalam laporan kepada Dewan Keamanan PBB hari Jumat, Ban mengatakan kehadiran pengamat PBB tidak bersenjata berdampak menenangkan, tetapi tingkat kekerasan secara keseluruhan di Suriah masih cukup tinggi.
Pemerintah Suriah menyalahkan apa yang mereka sebut “kelompok-kelompok teroris bersenjata.” Pihak pemerintah mengatakan tujuh orang tewas di wilayah Hama hari Jumat setelah kelompok teroris melepaskan tembakan terhadap para pelayat.
Meskipun ratusan pemantau PBB berada di negara itu, tampaknya tidak banyak tanda bahwa kekerasan antara pemberontak dan pemerintah akan mereda.
Kekerasan terus berlanjut meskipun ada rencana perdamaian yang diperantarai oleh utusan internasional Kofi Annan. Seorang juru bicara mantan Sekretaris Jenderal PBB itu mengatakan, Annan akan segera pergi ke Suriah untuk apa kunjungan pertama sejak mengajukan rencana perdamaian itu Maret lalu.
Damaskus tidak membantah pembantaian itu, tetapi menuduh teroris yang tidak diketahui identitasnya sebagai pelaku salah satu insiden paling mematikan sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad dimulai 15 bulan lalu.
Sebuah tim pengamat PBB, yang dipimpin oleh Jenderal Robert Mood, tiba di desa itu hari Sabtu untuk menyelidiki pembunuhan tersebut. Jenderal Mood mengutuk tragedi brutal tersebut dan mengatakan para pengamat menghitung lebih dari 32 anak bawah usia 10 dan lebih dari 60 orang dewasa tewas.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, mengutuk kekerasan itu. Mereka menggambarkan serangan tersebut sebagai kejahatan mengerikan dan brutal yang melibatkan penggunaan kekuatan sembarangan dan berlebihan.
Ribuan pelayat turun ke jalan hari Sabtu di di kota terbesar di Suriah, Aleppo, untuk memprotes pembunuhan itu, yang merupakan satu pukulan lain terhadap gencatan senjata berusia enam minggu yang rapuh di yang ditengahi oleh Annan. Hampir 300 pemantau PBB sekarang berada di lapangan di Suriah untuk mengamati situasi.
Syrian Observatory for Human Rights (organisasi pemantau HAM Suriah) mengatakan kepada VOA hari Sabtu para warga sipil itu tewas ketika berlangsung penyerbuan pemerintah di kota Houla. Kelompok yang berbasis di London itu mengatakan sedikitnya 25 anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan-serangan yang dimulai hari Jumat.
Kantor berita Perancis mengatakan Dewan Nasional Suriah yang beroposisi telah mendesak PBB agar mengadakan sidang darurat hari Sabtu untuk mengatasi kekerasan mematikan itu.
Hari Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan penumpasan yang meningkat oleh pemerintah Suriah mengarah ke pelanggaran HAM besar-besaran oleh kedua pihak dalam konflik itu.
Dalam laporan kepada Dewan Keamanan PBB hari Jumat, Ban mengatakan kehadiran pengamat PBB tidak bersenjata berdampak menenangkan, tetapi tingkat kekerasan secara keseluruhan di Suriah masih cukup tinggi.
Pemerintah Suriah menyalahkan apa yang mereka sebut “kelompok-kelompok teroris bersenjata.” Pihak pemerintah mengatakan tujuh orang tewas di wilayah Hama hari Jumat setelah kelompok teroris melepaskan tembakan terhadap para pelayat.
Meskipun ratusan pemantau PBB berada di negara itu, tampaknya tidak banyak tanda bahwa kekerasan antara pemberontak dan pemerintah akan mereda.
Kekerasan terus berlanjut meskipun ada rencana perdamaian yang diperantarai oleh utusan internasional Kofi Annan. Seorang juru bicara mantan Sekretaris Jenderal PBB itu mengatakan, Annan akan segera pergi ke Suriah untuk apa kunjungan pertama sejak mengajukan rencana perdamaian itu Maret lalu.