Dalam sebuah pesan panjang di media sosial, penyanyi terkenal Justin Timberlake mengataka ia ingin minta maaf kepada Britney Spears dan Janet Jackson “karena saya sayang dan menghargai kedua perempuan ini, dan saya tahu saya gagal.”
“Saya telah melihat berbagai pesan, rujukan, komentar dan keprihatinan; dan saya ingin menyampaikan tanggapan. Saya sangat menyesali saat-saat dalam kehidupan saya di mana tindakan saya ikut menimbulkan masalah, di mana saya bicara sembarangan atau tidak bicara atas apa yang benar. Saya memahami bahwa pada saat-saat itu saya gagal dan menarik manfaat dari sistem yang memaafkan misogini dan rasisme,” tulis Timberlake di akun Instagramnya, Jumat (12/2).
Pernyataan Timberlake di media sosial itu hanya berselang satu minggu setelah dirilisnya film dokumenter “The New York Times Presents : Framing Britney” di FX dan Hulu yang mengkaji situasi yang memicu putusan pengadilan terhadap Britney Spears pada 2008 yang menunjuk seseorang untuk mengelola urusan pribadi atau keuangannya karena ia dinilai tidak mampu. Film ini juga menyoroti gerakan #FreeBritney yang digagas para fans yang ingin melihatnya dibebaskan dari sistem itu dan diberi kesempatan mengendalikan hidupnya sendiri.
Film dokumenter itu mengudarakan sebuah wawancara lama ketika Justin Timberlake berbicara tentang tidur dengan mantan pacarnya itu dan mengisyaratkan bahwa ia mengolok-oloknya karena memperkerjakan staf yang mirip dengannya untuk video musik “Cry Me a River.”
Para fans mengkritisi Timberlake karena ikut berkontribusi pada kondisi sangat stres yang dialami Spears dan mengendalikan narasi dengang akhir hubungan mereka.
Kecaman terhadap Timberlake meluas ketika media sosial mulai memaparkan kembali isu malfungsi pakaian yang dikenakan Janet Jackson pada Super Bowl pada 2004 dan memicu kontroversi nasional. Ketika itu sebagain orang menilai Jackson, sebagai perempuan kulit hitam, menjadi korban sikap standar ganda rasis dan seksis, dan menerima kecaman lebih keras dibanding Timberlake sebagai laki-laki kulit putih, dan bahwa Timberlake diuntungkan menerima “hak istimewa laki-laki kulit putih.”
Keputusan NFL untuk mengundang Timberlake untuk tampil di pertunjukkan paruh waktu tiga tahun lalu kembali memicu reaksi dari sejumlah perempuan, kelompok minoritas dan lainnya yang merasa Janet Jackson telah dipaksa secara tidak adil untuk membayar harga yang lebih mahal dibanding Timberlake.
Tagar #FreeBritney menjadi trending pekan lalu, yang juga didukung oleh sejumlah bintang seperti Paris Hilton, Miley Cyrus, Bette Midler dan lainnya.
Sementara Janet Jackson menjadi trending topik saat Super Bowl tahun 2018 dengan tagar #JusticeforJanet dan #JanetJacksonAppreciationDay ketika Justin Timberlake kembali menjadi pengisi acara di Super Bowl. [em/pp]