ORLANDO, FLORIDA —
Restoran-restoran di Amerika Serikat semakin banyak yang mengadakan apa yang disebut “kafe sains”, yaitu diskusi mengenai hal-hal berbau ilmiah dengan tentunya didampingi minuman dan makanan.
Kafe-kafe sains ini bermunculan di hampir semua negara bagian, termasuk restoran tapas dekat Orlando, negara bagian Florida, di mana Sean Walsh, 27, seorang desainer grafis, menggambarkan dirinya dan teman-temannya sebagai penonton awam.
“Kami hanya ingin belajar dan menyerap banyak hal. Tapi kami juga ingin bersosialisasi dan bersenang-senang,” ujar Walsh. Ia menyantap makanan dan bir sambil belajar tentang asteroid dan radiasi pada dua acara baru-baru ini.
Peserta lainnya datang membawa kapasitas ilmiah untuk mendengar para ahli berbicara mengenai suatu topik tertentu.
Biasanya peserta memiliki latar belakang pendidikan universitas atau paling tidak keingintahuan yang tinggi, ujar Edward Haddad, direktur eksekutif Florida Academy of Sciences, yang membantu mengadakan kafe sains pertama di Orlando dan mengorganisir acara-acara seperti ini.
Haddad mengatakan bahwa upaya nasional baru-baru ini untuk meningkatkan jumlah lulusan di Amerika dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika – atau biasa disingkat STEM -- mendorong meningkatnya jumlah kafe-kafe sains.
Gerakan kafe sains terinspirasi oleh gerakan serupa bernama Cafe Scientifique di Inggris. Cafe Scientifique pertama muncul di Leeds pada 1998 sebagai acara yang diadakan secara rutin, di mana pihak-pihak yang berminat dapat berpartisipasi dalam forum yang tidak formal mengenai kemajuan sains dan teknologi terkini.
Biasanya diadakan di pub dan restoran, Cafe Scientifique dimulai dengan ceramah pendek, diikuti dengan istirahat sebentar untuk mengisi minuman, dilanjutkan dengan diskusi terbuka.
Gerakan kafe independen di Amerika diorganisir oleh sciencecafe.org yang dibuat oleh program sains NOVA yang disiarkan oleh media publik WGBH. Haddad mengatakan NOVA beberapa tahun lalu memberikan beberapa ratus dolar sebagai modal kepada kelompok-kelompok yang ingin memulai kafe semacam itu.
Namun, siapa pun yang memiliki tempat, pengeras suara dan rencana pemasaran dapat memulainya. Dalam laman sciencecafe.org, sebuah peta interaktif menunjukkan lokasi kafe-kafe di Amerika dan seluruh dunia, mulai dari Islamabad di Pakistan sampai Antwerp, Belgia dan Hawaii.
Beberapa kafe muncul di toko buku, bioskop dan kampus sekolah menengah.
Di Viera, Florida, sekitar 60 orang pensiunan secara rutin menggelar acara di restoran pizza dengan pembicara yang berasal dari kebun binatang edukasi Brevard Zoo sampai NASA.
Di Daytona Beach, ilmuwan-ilmuwan dari Embry-Riddle Aeronautical University mendatangkan kerumunan ke kedai kopi lokal.
Haddad berharap gerakan tersebut melibatkan publik dan menimbulkan ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sampai ke generasi berikutnya.
Tentu saja tidak semua pembicara pandai menarik perhatian, seperti yang dialami Walsh ketika ia ‘tersesat’ di dalam rimba istilah pada salah satu ceramah.
“Tidak semua ilmuwan punya bakat untuk berbicara di depan penonton umum dengan bahasa yang mudah mengenai terapi radiasi tumor, misalnya,” ujar Walsh. “Jika ada yang seperti itu, mereka harus memiliki acara televisi sendiri.” (Reuters/Barbara Liston)
Kafe-kafe sains ini bermunculan di hampir semua negara bagian, termasuk restoran tapas dekat Orlando, negara bagian Florida, di mana Sean Walsh, 27, seorang desainer grafis, menggambarkan dirinya dan teman-temannya sebagai penonton awam.
“Kami hanya ingin belajar dan menyerap banyak hal. Tapi kami juga ingin bersosialisasi dan bersenang-senang,” ujar Walsh. Ia menyantap makanan dan bir sambil belajar tentang asteroid dan radiasi pada dua acara baru-baru ini.
Peserta lainnya datang membawa kapasitas ilmiah untuk mendengar para ahli berbicara mengenai suatu topik tertentu.
Biasanya peserta memiliki latar belakang pendidikan universitas atau paling tidak keingintahuan yang tinggi, ujar Edward Haddad, direktur eksekutif Florida Academy of Sciences, yang membantu mengadakan kafe sains pertama di Orlando dan mengorganisir acara-acara seperti ini.
Haddad mengatakan bahwa upaya nasional baru-baru ini untuk meningkatkan jumlah lulusan di Amerika dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika – atau biasa disingkat STEM -- mendorong meningkatnya jumlah kafe-kafe sains.
Gerakan kafe sains terinspirasi oleh gerakan serupa bernama Cafe Scientifique di Inggris. Cafe Scientifique pertama muncul di Leeds pada 1998 sebagai acara yang diadakan secara rutin, di mana pihak-pihak yang berminat dapat berpartisipasi dalam forum yang tidak formal mengenai kemajuan sains dan teknologi terkini.
Biasanya diadakan di pub dan restoran, Cafe Scientifique dimulai dengan ceramah pendek, diikuti dengan istirahat sebentar untuk mengisi minuman, dilanjutkan dengan diskusi terbuka.
Gerakan kafe independen di Amerika diorganisir oleh sciencecafe.org yang dibuat oleh program sains NOVA yang disiarkan oleh media publik WGBH. Haddad mengatakan NOVA beberapa tahun lalu memberikan beberapa ratus dolar sebagai modal kepada kelompok-kelompok yang ingin memulai kafe semacam itu.
Namun, siapa pun yang memiliki tempat, pengeras suara dan rencana pemasaran dapat memulainya. Dalam laman sciencecafe.org, sebuah peta interaktif menunjukkan lokasi kafe-kafe di Amerika dan seluruh dunia, mulai dari Islamabad di Pakistan sampai Antwerp, Belgia dan Hawaii.
Beberapa kafe muncul di toko buku, bioskop dan kampus sekolah menengah.
Di Viera, Florida, sekitar 60 orang pensiunan secara rutin menggelar acara di restoran pizza dengan pembicara yang berasal dari kebun binatang edukasi Brevard Zoo sampai NASA.
Di Daytona Beach, ilmuwan-ilmuwan dari Embry-Riddle Aeronautical University mendatangkan kerumunan ke kedai kopi lokal.
Haddad berharap gerakan tersebut melibatkan publik dan menimbulkan ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sampai ke generasi berikutnya.
Tentu saja tidak semua pembicara pandai menarik perhatian, seperti yang dialami Walsh ketika ia ‘tersesat’ di dalam rimba istilah pada salah satu ceramah.
“Tidak semua ilmuwan punya bakat untuk berbicara di depan penonton umum dengan bahasa yang mudah mengenai terapi radiasi tumor, misalnya,” ujar Walsh. “Jika ada yang seperti itu, mereka harus memiliki acara televisi sendiri.” (Reuters/Barbara Liston)