Ratusan orang dalam kafilah migran yang sedang menuju Amerika hari Jumat (9/11) pagi berangkat dari Stadion Jesus Martinez di Mexico City, dan bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.
Sekitar 5.000 migran berkemah di sebuah perlindungan pengungsi darurat yang didirikan sekitar seminggu yang lalu di Mexico City, dimana mereka beristirahat dan memperoleh pengobatan setelah selama beberapa minggu menempuh perjalanan yang berat.
Migran-migran ini berasal dari Honduras, Guatemala, El Salvador, dan Nikaragua, dan mereka mengatakan, mereka melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di tanah air mereka.
Sementara, banyak dari mereka berharap PBB atau organisasi lainnya akan menyediakan bis untuk mereka pergi ke utara, mereka yang meninggalkan Jumat mengatakan, mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Pemerintah Mexico City menyediakan angkutan kereta bawah tanah gratis sampai ke stasiun terakhir, dan dari sana mereka menuju Queretaro di barat laut.
Mereka pada akhirnya akan sampai ke Tijuana, sebuah kota Meksiko diseberang perbatasan dengan negara bagian California, AS.
Presiden Trump mengatakan, mereka tidak diperbolehkan melintasi perbatasan ke Amerika, dan katanya, kafilah itu disusupi penjahat, teroris, dan orang Timur Tengah yang tidak dikenal. Dia mengatakan, tindakannya untuk mengerahkan pasukan Amerika ke perbatasan menunjukkan Amerika tidak main-main.
Pejabat HAM Meksiko mengatakan, hampir semua migran adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua. Laki-laki di kafilah itu semua melakukan perjalanan bersama keluarga mereka. (jm)