Tautan-tautan Akses

Kalangan Bisnis di New York Mungkin akan Sambut Putra Hun Sen Usai Suksesi Kamboja


Hun Manet, putra Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, menunjukkan jarinya yang sudah dicelup tinta usai memasukkan surat suara dalam pemilu Kamboja di Phnom Penh, Kamboja, 28 Juli 2023. (Foto: Cindy Liu/Reuters)
Hun Manet, putra Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, menunjukkan jarinya yang sudah dicelup tinta usai memasukkan surat suara dalam pemilu Kamboja di Phnom Penh, Kamboja, 28 Juli 2023. (Foto: Cindy Liu/Reuters)

Calon ahli waris penguasa Kamboja kemungkinan akan bertemu dengan sejumlah kepala eksekutif (chief executive officer/CEO) perusahaan Amerika Serikat (AS) yang tertarik menanamkan investasinya di negara itu, bulan depan di New York, kata kepala kelompok lobi bisnis AS untuk Asia Tenggara mengatakan kepada Reuters. Washington ingin menarik Kamboja dari orbit China.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, yang sudah lama berkuasa, mengatakan dia akan menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Hun Manet, setelah Partai Rakyat Kamboja menang telak dalam pemilihan umum (pemilu) pada Juli yang digelar tanpa partai oposisi. Hun Manet yang berusia 45 tahun sendiri mendapat pendidikan barat.

“Kami berharap bisa menjamu (Hun Manet). Kami berharap bisa membahas apakah ada cara untuk memulai babak baru antara Washington dan Phnom Penh,” kata Ted Osius, Presiden Dewan Bisnis AS-ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

“Bukan babak baru sepenuhnya (tapi) dia bukan ayahnya. Dia pribadi yang berbeda. Jadi mungkin ada sejumlah peluang di sini," imbuh Osius.

Pembicaraan masih berlangsung mengenai kemungkinan menggelar acara di hotel di sela-sela pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan dilaksanakan pada September, kata Osius, mantan diplomat karier yang pernah bertugas sebagai Duta Besar AS untuk Vietnam, negara tetangga Kamboja.

“Kami akan mengundang para CEO, para eksekutif yang tertarik dengan Kamboja dan mungkin mau mendapatkan pandangan tentang orang baru. Dan saya pikir, dia akan berkenan.”

Hun Manet bersama ayahnya Perdana Menteri Kamboja Hun Sen setelah upacara wisuda di Akademi Militer West Point, 29 Mei 1998. (Foto: JC/JP/CLH)
Hun Manet bersama ayahnya Perdana Menteri Kamboja Hun Sen setelah upacara wisuda di Akademi Militer West Point, 29 Mei 1998. (Foto: JC/JP/CLH)

Washington, yang selama bertahun-tahun mengecam kepemimpinan Hun Sen yang otoriter dan anti-demokrasi, mengatakan pemilu di negara itu “tidak bebas dan adil.”

Hun Manet, yang menuntut ilmu di sejumlah institusi Barat, termasuk akademi militer West Point di AS, tidak ingin “dikuasai sepenuhnya” oleh negara lainnya, kata Osius, merujuk kepada hubungan dekat Kamboja dengan China, yang merupakan rival AS.

Keputusan Kamboja untuk mengizinkan Angkatan Laut China untuk mendirikan pangkalan AL di Ream membuat geram Washington. Negara-negara tetangga Kamboja juga khawatir langkah itu akan memberi Beijing pangkalan baru dekat Laut China Selatan yang dalam sengketa.

Osius mengatakan pendekatan AS terhadap Kamboja selama ini sifatnya “menghukum” dan Washington harus mencari peluang untuk dialog.

“Lebih baik bagi (Hun Manet) jika dia punya sejumlah pilihan strategis, dan itu bisa artinya memperbaiki hubungan dengan kami,” katanya.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak punya komentar khusus mengenai kepemimpinan Hun Manet di masa depan. Namun, formasi pemerintahan baru memberi peluang bagi CPP untuk memperbaiki posisi internasional Kamboja.

Komandan Militer Kamboja Hun Manet (depan) memeriksa pasukan kehormatan saat kunjungan ke markas Militer Thailand di Bangkok, Thailand, 2 April 20219. (Foto: Athit Perawongmetha/Reuters)
Komandan Militer Kamboja Hun Manet (depan) memeriksa pasukan kehormatan saat kunjungan ke markas Militer Thailand di Bangkok, Thailand, 2 April 20219. (Foto: Athit Perawongmetha/Reuters)

Cara-cara untuk melakukan hal itu termasuk “memulihkan demokrasi multi partai yang sesungguhnya, mengakhiri pengadilan-pengadilan yang bermotif politik, membatalkan hukuman bagi para pengkritik pemerintah, dan mengizinkan media independen untuk buka kembali dan beroperasi tanpa gangguan.

Ketika ditanya apakah Hun Manet dan para pejabat AS akan bertemu di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB, juru bicara Deplu AS mengatakan “Kami masih menentukan jadwal untuk wakil-wakil AS dan belum ada informasi baru yang bisa dibagikan.”

Kedutaan Besar Kamboja di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters. [ft/pp]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG