Tautan-tautan Akses

Kampanye Capres Korsel Resmi Dimulai


Sebyag kampanye pemilihan presiden di Goyang, Korea Selatan, Kamis, 4 Mei 2017 sebagai ilustrasi. Para kandidat presiden Korea Selatan, Selasa (15/2), memulai kampanye resmi mereka.  (Foto: AP/Ahn Young-joon)
Sebyag kampanye pemilihan presiden di Goyang, Korea Selatan, Kamis, 4 Mei 2017 sebagai ilustrasi. Para kandidat presiden Korea Selatan, Selasa (15/2), memulai kampanye resmi mereka.  (Foto: AP/Ahn Young-joon)

Para kandidat presiden Korea Selatan, Selasa (15/2), memulai kampanye resmi mereka. Persaingan meraih jabatan tertinggi di pemerintahan itu dinodai oleh perselisihan politik yang intens terkait tuduhan-tuduhan terhadap dua kandidat utama dan keluarga mereka.

Kandidat partai liberal yang kini berkuasa, Lee Jae-myung, dan saingannya dari partai oposisi yang konservatif, Yoon Suk Yeol berada di posisi terdepan dari 14 kandidat yang terdaftar di otoritas pemilu Korea Selatan. Jajak-jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka bersaing luar biasa ketat.

Pemilihan presiden pada 9 Maret akan berlangsung sewaktu Korea Selatan menghadapi berbagai masalah kritis seperti ekonomi yang didera pandemi COVID-19, program nuklir Korea Utara yang maju, dan persaingan yang semakin intensif antara AS dan Tiongkok.

Dalam kampanye outdoor pertamanya di Seoul pada hari Selasa, Yoon menyoroti masalah keamanan nasional, selain berjanji untuk mendukung para pemilik usaha kecil dan menyelesaikan masalah kenaikan harga rumah.

“Saya akan dengan tegas menanggapi ancaman nuklir dan misil Korea Utara dan provokasi-provokasi lainnya untuk melindungi kehidupan dan keselamatan warga kita,” kata Yoon kepada para pendukungnya yang bersorak-sorai meneriakkan namanya.

Yoon, mantan jaksa, mengatakan ia berencana untuk meningkatkan aliansi militer Korea Selatan dengan AS untuk menetralisir ancaman nuklir Korea Utara.

Rivalnya, Lee, melakukan perjalanan ke kota pelabuhan Busan, di mana ia berjanji untuk membangun ekonomi Korea Selatan dan mengatasi perpecahan internal.

Gubernur Gyeonggi Lee Jae-myung, salah satu pesaing Partai Demokrat yang berkuasa untuk pemilihan presiden tahun depan, berbicara selama kampanye terakhir untuk memilih calon presiden di Seoul, Korea Selatan, 10 Oktober 2021. (Foto: via AP)
Gubernur Gyeonggi Lee Jae-myung, salah satu pesaing Partai Demokrat yang berkuasa untuk pemilihan presiden tahun depan, berbicara selama kampanye terakhir untuk memilih calon presiden di Seoul, Korea Selatan, 10 Oktober 2021. (Foto: via AP)

“Saya akan menjadi presiden yang menjadikan Republik Korea di antara lima negara terkuat di dunia, “kata Lee kepada para pendukungnya, seraya menambahkan bahwa ia akan menjadi “seorang presiden yang mendengarkan dan menyatukan opini publik.”

Lee yang pernah menjabat sebagai gubernur mengatakan, ia mendukung diplomasi pragmatis antara Washington dan Beijing dan meningkatkan hubungan dengan Korea Utara.

Baik Lee dan Yoon telah dikritik karena tidak memiliki strategi jangka panjang yang jelas untuk menangani berbagai tantangan domestik dan regional, dan lebih berfokus pada kampanye negatif untuk saling menyerang.

Lee menghadapi tuduhan bahwa ia terlibat dalam proyek pengembangan properti yang meragukan yang dilangsungkan ketika ia menjadi wali kota. Istrinya baru-baru ini meminta maaf atas tuduhan bahwa ia menyuruh bawahan suaminya di pemerintahan melakukan tugas pribadi untuknya.

Yoon menghadapi tuduhan bahwa ia memanfaatkan dukun untuk kemajuan kariernya, sementara istrinya meminta maaf karena diduga melebih-lebihkan dan memalsukan karier profesionalnya.

Pemenang pemilihan akan dilantik sebagai presiden Korea Selatan berikutnya pada 10 Mei untuk masa jabatan lima tahun. Presiden saat ini Moon Jae-in dilarang oleh undang-undang untuk mencalonkan diri kembali. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG