Tautan-tautan Akses

Warga AS Luncurkan Kampanye Peniti Keselamatan untuk Dukung Minoritas


Warga berdemonstrasi di sepanjang jalan Fifth Avenue di New York, memprotes terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS (12/11). (AP/Mary Altaffer)
Warga berdemonstrasi di sepanjang jalan Fifth Avenue di New York, memprotes terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS (12/11). (AP/Mary Altaffer)

The Southern Poverty Law Center, pemantau kelompok-kelompok kebencian, mencatat lebih dari 200 insiden pelecehan dan intimidasi dalam tiga hari setelah hari pemilihan.

Sejak Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika, banyak orang mengenakan peniti sebagai simbol solidaritas menentang intoleransi.

Gerakan kecil itu untuk menunjukkan dukungan bagi kelompok minoritas, perempuan, imigran, dan orang-orang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang mungkin merasa terpinggirkan oleh retorika sarat kebencian semasa kampanye Trump.

Trump berjanji mendeportasi imigran dan melarang Muslim masuk, selain berkomentar cabul yang melecehkan perempuan. Semua itu menimbulkan kekhawatiran merebaknya xenofobia karena tidak lama lagi ia akan menjabat.

Sejak terpilih Selasa (8/11), laporan menunjukkan peningkatan insiden terkait rasialisme dan kejahatan yang dipicu kebencian di seluruh Amerika. The Southern Poverty Law Center, pemantau kelompok-kelompok kebencian, mencatat lebih dari 200 insiden pelecehan dan intimidasi dalam tiga hari setelah hari pemilihan.

Tren pemakaian peniti keselamatan itu menyebar di media sosial, mengikuti fenomena awal tahun ini ketika penentang Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa mengenakan peniti itu sebagai solidaritas terhadap imigran dan kelompok minoritas yang dilaporkan juga menghadapi lonjakan kejahatan kebencian. [ka]

XS
SM
MD
LG