Kanada meluncurkan strategi Indo-Pasifik yang sudah lama dinantikan pada Minggu (27/11), dengan mengumumkan anggaran $1.7 miliar untuk mendongkrak militer dan keamanan siber di wilayah itu. Negara itu juga berjanji akan mengambil langkah untuk menghadapi China yang "disruptif," sambil bekerja sama dalam isu iklim dan perdagangan.
Rencana yang diuraikan dalam dokumen 26 halaman itu mengatakan Kanada akan memperketat peraturan investasi asing untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual dan mencegah BUMN China mengambil pasokan mineral yang penting.
Kanada berusaha memperdalam ikatan dengan wilayah Indo-Pasifik yang berkembang pesat. Di wilayah itu terdapat 40 negara yang melakukan aktivitas ekonomi senilai hampir $37.3 triliun. Namun, fokusnya ada pada China, yang disebut lebih dari 50 kali, pada saat hubungan bilateral keduanya sedang tegang.
Ketegangan dengan China meningkat pada akhir 2018 setelah polisi Kanada menahan seorang eksekutif Huawei Technologies dan Beijing kemudian menangkap dua warga Kanada atas dakwaan melakukan kegiatan mata-mata. Ketiganya dibebaskan tahun lalu, tapi hubungan kedua negara masih tegang.
Empat menteri Kabinet dalam konferensi pers di Vancouver menjelaskan rencana itu secara bergantian. Mereka mengatakan strategi itu penting bagi keamanan nasional dan iklim serta target ekonomi Kanada.
"Kami akan melakukan diplomasi karena kami pikir diplomasi adalah kekuatan, pada saat yang sama kami akan tegas dan itu sebabnya kita memiliki rencana yang transparan untuk bekerja dengan China," kata Menteri Luar Negeri Melanie Joy.
Pemerintahan liberal Perdana Menteri Justin Trudeau ingin mendiversifikasi ikatan perdagangan dan ekonomi yang terlalu bergantung pada AS. Data resmi September memperlihatkan hubungan bilateral dengan China tak sampai 7%, dibandingkan dengan 68% dengan AS. Upaya Kanada menggandeng sekutu-sekutu di Asia itu juga dilakukan ketika Washington menunjukkan tanda-tanda semakin tidak percaya dengan perdagangan bebas dalam beberapa tahun belakangan. [vm/pp]
Forum